Komunitas

Tujuh Finalis Miss Tionghoa Indonesia 2025 Asal Jawa Timur Raih Prestasi Gemilang, Diterima Hangat di Surabaya

Sebanyak tujuh finalis asal Jawa Timur berhasil menorehkan prestasi membanggakan dalam babak final kedua kontes Miss Tionghoa Indonesia 2025 yang digelar di Hotel Aryaduta Jakarta pada 3–5 Oktober 2025. Mereka kembali ke Surabaya dengan membawa berbagai gelar kehormatan dan sambutan hangat dari komunitas Tionghoa setempat.

Upacara penyambutan dan konferensi pers digelar Jumat malam (24/10) di Restoran Higa, Surabaya, dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain pendiri Miss Tionghoa Indonesia Roy E. Mahieu, penasihat Gianto Wijaya, Sekretaris PMTS Rasmono Sudarjo, Ketua Koordinator Muda Mudi PMTS Edwin Surya Wijaya, Ketua SPS Company Shi Bingxin, perwakilan Bank Sinarmas, serta para orang tua finalis.

Prestasi Gemilang Finalis Jatim

Dalam sambutannya, Roy E. Mahieu menyampaikan rasa bangga atas pencapaian para finalis asal Jawa Timur. Dari total 10 peserta yang berkompetisi, 7 finalis berhasil meraih penghargaan utama, yaitu:

•Wang Meiyun (Angeline Wong) — Juara Umum Dewasa Miss Tionghoa Indonesia 2025

•Chen Rushuang (Adeline Efata) — Juara Kedua Dewasa
•Chen Lilin (Ayleene Tanawel) — Juara Kedua Remaja
•Savannah — Bintang Kebijaksanaan Remaja
•Vinky Kristiawan — Miss Persahabatan Remaja
•Kimberly Tjoa — Juara Kedua Anak-anak
•Genevieve — Miss Tradisi dan Budaya Anak-anak

Roy menyebut keberhasilan ini bukan sekadar kemenangan individual, melainkan wujud kontribusi generasi muda Tionghoa Jawa Timur dalam memperkenalkan identitas budaya mereka ke tingkat nasional.

“Hari ini kita tidak hanya merayakan prestasi, tetapi juga menanam harapan agar para finalis dapat menjadi duta budaya Tionghoa Indonesia, mewarisi dan mengembangkan nilai-nilai luhur yang telah turun-temurun,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para sponsor, termasuk SPS Company dan Bank Sinarmas, atas dukungan mereka terhadap penyelenggaraan kontes tahun ini.

Pesan Budaya dan Harapan dari Komunitas

Ketujuh finalis kemudian menyampaikan kesan mereka dengan fasih berbahasa Mandarin dan Inggris, berbagi pengalaman selama kompetisi dan komitmen mereka untuk terus berperan aktif dalam promosi budaya Tionghoa di Indonesia.

Sekretaris Jenderal PMTS, Rasmono Sudarjo, dalam sambutannya menekankan pentingnya pendidikan bahasa dan budaya bagi generasi muda.

“Keberhasilan tujuh finalis ini adalah kebanggaan seluruh masyarakat Jawa Timur. Semoga mereka menjadi teladan dalam memperkenalkan budaya Tionghoa melalui kecerdasan, keanggunan, dan tindakan nyata,” ujarnya.

Ia berharap semakin banyak perempuan muda Tionghoa yang berprestasi dan berkembang menjadi duta budaya yang berwawasan luas serta berkontribusi aktif bagi masyarakat.

Luncurkan Serial Web “Surabaya”

Acara malam itu berlangsung hangat dan penuh keakraban. Dalam kesempatan yang sama, Rasmono Sudarjo, Nanang, dan Toni dari kalangan budaya Surabaya turut meluncurkan serial web pertama berjudul “Surabaya”, yang menjadi proyek perdana kegiatan sosial budaya Putri Tionghoa Indonesia.

Serial ini dianggap sebagai langkah kreatif yang menggabungkan unsur budaya tradisional, mode modern, dan seni film.

Nanang berharap karya tersebut menjadi simbol keterbukaan dan kreativitas generasi muda Tionghoa Indonesia.

“Kami berharap Miss Tionghoa Indonesia dapat menjadi penerus dan penyebar budaya Tionghoa khas Indonesia,” katanya.

Sementara itu, penasihat Gianto Wijaya menambahkan pesan penting agar para finalis terus mengasah kemampuan bahasa Mandarin dan memperdalam pemahaman budaya Tionghoa di Surabaya.

“Dengan belajar dan berinteraksi aktif, mereka bisa menjadi jembatan budaya antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat Indonesia yang lebih luas,” ujarnya menutup acara. (Red)