Perayaan Suara Rasa: Dua Ketuk dan El Vatikan Hadirkan Konser Musik Klasik Penuh Cinta di Surabaya
Musik bukan sekadar nada yang dimainkan, tetapi juga bahasa rasa yang menyatukan hati. Semangat itu yang dihadirkan dalam konser “Perayaan Suara Rasa” di Amadeo Music Hall, Surabaya, Sabtu (16/8/2025) malam.
Konser ini menghadirkan gitaris klasik muda El Vatikan bersama komunitas musik Dua Ketuk asal Yogyakarta. Mereka menafsirkan karya-karya dari komponis klasik dunia seperti Dvořák, Schumann, Popper, hingga Hindemith, Piazzolla, Castelnuovo-Tedesco, dan Lukáš Sommer. Semua dipersembahkan sebagai ungkapan cinta, khususnya bagi seorang ibu yang tengah merayakan usia kepala empat terakhirnya tahun ini.
“Musik adalah cara kami berbagi kasih. Setiap nada adalah ungkapan hati yang kami sampaikan kepada penonton,” ungkap Hati Bening, pendiri komunitas Dua Ketuk sekaligus salah satu pemain.
Repertoar yang Sarat Kisah
Setiap komposisi yang dibawakan malam itu memiliki cerita menyentuh. Misalnya, Songs My Mother Taught Me karya Antonín Dvořák, yang dimainkan El Vatikan, menghadirkan kenangan akan lagu-lagu sederhana seorang ibu yang diwariskan kepada anaknya.
Karya Piazzolla berjudul Adios Nonino yang dibawakan El Vatikan bersama Hati Bening, menjadi ungkapan duka mendalam atas kepergian sang kakek. Sementara Romance karya Amy Beach, dimainkan Gabriel Amadeus bersama Bima Arifin, membawa penonton larut dalam dialog intim antara piano dan biola.
Karya kontemporer pun turut hadir, salah satunya Third Letter to Father (2024) karya komponis Ceko Lukáš Sommer. Lagu ini ditampilkan dalam format kuartet gesek dan gitar, memadukan harmoni yang kompleks dengan kisah personal tentang perpisahan dengan ayah tercinta.
Musisi Muda Berbakat
Deretan musisi muda Indonesia tampil memukau. Selain El Vatikan (gitar), ada Gabriel Amadeus (piano), Bima Arifin (biola), Hati Bening (biola), Dhani Ahmad (biola alto), dan Maigty Simatupang (cello).
El Vatikan sendiri bukan nama asing di panggung musik klasik. Gitaris kelahiran Surabaya, 21 April 2005, ini pernah meraih Gold Prize di Thailand International Guitar Festival 2024. Ia juga kerap tampil dalam konser kolaboratif bersama komunitas musik di Yogyakarta maupun Surabaya.
Tentang Dua Ketuk dan Amadeo Music Hall
Komunitas Dua Ketuk, yang berpusat di Yogyakarta, hadir sebagai wadah bagi komponis, pemain, dan penikmat musik untuk mengekspresikan sekaligus mengembangkan keterampilan bermusik.
“Melalui konser ini, kami ingin menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium merayakan kasih sayang, persahabatan, sekaligus mempertemukan berbagai generasi,” kata Heti Palestina Yunani, penggagas sekaligus produser acara.
“Konser ini merupakan wujud kolaborasi mereka dengan Amadeo Music Hall Surabaya, sebuah ruang multifungsi milik Surabaya Music and Art Community (SMAC) yang sejak 2017 konsisten mendukung kegiatan seni dan pendidikan musik,” imbuh Magda Putri Puspita selaku Koordinator Operasional & Administrasi Amadeo.
Suasana Penuh Keakraban
Konser yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WIB ini dihadiri ratusan penonton dengan suasana hangat. Selain penampilan repertoar utama, acara ditutup dengan kejutan berupa Happy Birthday Variation yang dimainkan bersama-sama oleh piano, string quartet, dan gitar, khusus dipersembahkan untuk Heti Palestina Yunani.
Sentuhan Busana Karya Embran Nawani
Embran Nawawi, desainer ternama tanah air, ikut memberi sentuhan istimewa dengan merancang busana para musisi muda yang tampil malam itu. Ia menghadirkan nuansa segar melalui batik biru laut yang unik, sebagai simbol semangat dan energi anak muda. “Kalau biasanya konser musik klasik identik dengan jas hitam, kali ini tampil beda—lebih berwarna dan dinamis,” ujarnya.
Sebagaimana judulnya, “Perayaan Suara Rasa” benar-benar menjadi malam perayaan musik dan cinta. Nada-nada klasik bertransformasi menjadi jembatan rasa yang menghubungkan para musisi dan penonton, membuktikan bahwa bahasa musik adalah bahasa yang paling universal. (Red)