Pendidikan

Khay Ming Rayakan 72 Tahun Perjalanan dan 8 Tahun Sekolah Tiga Bahasa

Nuansa haru dan semangat kebersamaan memenuhi Aula Lantai 4 Khayming School di kawasan Citraland Surabaya Barat, Minggu (27/7/25), dalam perayaan ulang tahun ke-72 Sekolah Khayming dan 8 tahun berdirinya Sekolah Tiga Bahasa Khayming.

Momen ini menjadi ajang refleksi atas perjalanan panjang lembaga pendidikan yang telah melahirkan banyak generasi unggul, sekaligus mempererat tali persaudaraan lintas angkatan.

Sejak pukul 3 sore, ratusan tamu undangan dari berbagai kalangan mulai memadati aula. Suasana semakin meriah dengan suguhan penampilan kreatif dari siswa dan guru, mulai dari nyanyian, tari tradisional, pembacaan puisi, permainan angklung, hingga atraksi wushu. Setiap persembahan mencerminkan semangat multikultural dan kekayaan budaya yang diusung oleh Khayming.

Acara dibuka secara khidmat dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Khayming, dilanjutkan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas keberlangsungan dan kemajuan sekolah.

Ketua Panitia, Bapak Budiono, dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga dan haru. “Hari ini kita merayakan 72 tahun SD-SMP Khayming, 35 tahun Perkumpulan Alumni, serta 8 tahun Sekolah Tiga Bahasa. Meski telah menempuh jalan hidup masing-masing, almamater tetap menjadi tempat yang menyatukan hati kita semua,” ujarnya.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah pengukuhan pengurus baru Perkumpulan Alumni Khayming periode ke-6. Ketua Kehormatan, Ibu Sieny Utami, secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Bapak Yusman Purnomo sebagai Ketua Ikatan Alumni Khayming.

Dalam sambutannya, Bapak Yusman menyampaikan terima kasih dan menjelaskan bahwa kepengurusan baru ini beranggotakan 47 alumni lintas generasi yang siap berkontribusi aktif untuk kemajuan komunitas alumni.

Sejumlah tokoh Tionghoa dan tamu kehormatan turut menyampaikan apresiasi. Bapak DR (HC) Alim Markus, tokoh senior Tionghoa Surabaya, mengucapkan selamat ulang tahun dan berharap Khayming terus maju dalam dunia pendidikan, sembari mengingatkan pentingnya menjaga jati diri dan budaya leluhur.

Dukungan juga datang dari Direktur Institut Konfusius Universitas Negeri Surabaya, Bapak Yang Yen, yang menyebut Khayming sebagai penerus sekolah Tionghoa lama yang kini kembali berjaya berkat semangat para alumninya. “Sekolah ini menunjukkan peran penting dalam mempererat hubungan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia melalui pendidikan bahasa dan budaya,” ujarnya.

Pelaksana Tugas Konsul Jenderal Tiongkok di Surabaya, Bapak Tan Dayou, juga memberikan ucapan selamat. Ia menyoroti peran Khayming dalam membentuk generasi muda yang unggul secara akademik sekaligus kuat dalam nilai-nilai budaya Tionghoa. Ia mengapresiasi upaya alumni yang berhasil menghidupkan kembali sekolah pada 2017 setelah sempat berhenti, dan kini berhasil menorehkan prestasi dalam 8 tahun terakhir. “Konjen Tiongkok akan terus mendukung pendidikan bahasa Tionghoa dan pertukaran budaya antara kedua negara,” tegasnya.

Sementara itu, Bapak Hendra Wijaya dari Yayasan Khayming Harapan Bangsa menyampaikan bahwa sejak 2024, sekolah juga aktif menjalankan program sosial “Kegiatan Cinta Kasih Khayming” yang digelar rutin setiap enam bulan untuk membantu siswa dan masyarakat. Ucapan selamat dan harapan baik juga datang dari stakeholder pendidikan, Ibu Puspitadewi Prijadi.

Dalam suasana kekeluargaan, Ketua Yayasan Khayming Harapan Bangsa Bapak Sugijanto Tjandra menyerahkan kenang-kenangan kepada Bapak Tan Dayou, diikuti Bapak Budiono kepada Bapak Alim Markus, dan Bapak Yusman Purnomo kepada Bapak Yang Yen.

Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng ulang tahun, santap bersama aneka hidangan Nusantara, serta pembagian door prize yang disambut antusias.

Tampak hadir sejumlah tokoh masyarakat Tionghoa Jawa Timur, antara lain Bapak Heru Budihartono, Bapak Pek Sugiarto Pangestu (Ketua Yayasan Adi Jasa), Bapak Hermawan Santoso (Ketua Yayasan Bhakti Persatuan), Bapak Hidayat Alim (Ketua Perpit Jatim), Bapak Mintarso Hidayat Lim (Ketua Fuqing Jatim), dan lainnya.

Perayaan ini menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan, kecintaan pada almamater, dan komitmen terhadap pelestarian budaya tetap hidup dalam sanubari keluarga besar Khayming. (Red)