Pegiat Arsitektur Lintas Negara Berbagi Ilmu di Ajang ICEA PCU 2023

Program Architecture dari Faculty of Civil Engineering and Planning PCU (Petra Christian University) kembali menggelar International Conference on Emphatic Architecture (ICEA) untuk yang kelima kalinya, pada 16-20 Oktober 2023.

Kegiatan rutin yang dilakukan selama dua tahun sekali, ICEA tahun ini mengangkat tema “Architecture, Health, and Well-being”.

Sejak lama, Architecture PCU memang diketahui memiliki visi yang ingin mewujudnyatakan arsitektur yang berempati.

Tidak hanya kepada pengguna yang menghuni sebuah bangunan, tapi juga berempati pada lingkungannya.

Elvina Wijaya, S.T., M.T., selaku Koordinator ICEA 2023 mengungkapkan, di zaman sekarang, arsitektur menjadi salah satu industri yang sangat rentan merusak lingkungan.

Bahkan, proses produksi dari bahan-bahan material yang digunakan untuk membangun, itu juga sudah banyak mencemari lingkungan.

Tema ICEA tahun ini dipilih karena melihat dari masa-masa pandemi, di mana sebagian besar waktu dihabiskan di dalam rumah. Di sisi lain, arsitektur bangunan juga bisa mempengaruhi kesehatan dan kebahagiaan manusia yang menghuni di dalamnya, jelas Elvina.

“Oleh karena itu, banyak masyarakat semakin sadar akan pentingnya memahami dampak desain arsitektural pada kesehatan (health), dan kesejahteraan mental (well-being) penghuninya,” imbuh Elvina.

Para pegiat Arsitektur dari lintas negara, mulai dari Amerika, China, Singapore, dan Indonesia, akan membagikan pandangan mereka tentang arsitektur yang memperhatikan lingkungan.

Turut hadir pula Director of the Center for Health Systems & Design at Texas A&M, profesional serta praktisi di bidang Arsitektur, dan perwakilan dari National University of Singapore (NUS) sebagai keynote speakers.

International Student Workshop juga digelar dalam rangkaian ICEA 2023. Dengan Topik “Wellbeing and Health through Biophilic Design”, workshop diikuti oleh para mahasiswa PCU dan NUS. Dr. Heng Chye Kiang dari NUS selaku Director of the Centre for Sustainable Asia Cities, hadir langsung mendampingi sebagai instruktur, bersama dengan Bram Michael Wayne, S.T., M.T., dan Altrerosje Asri, S.T., M.T., dari Architecture PCU.

Dalam workshop itu, para peserta diajak untuk melihat fenomena adanya kampung kota di Surabaya, seperti kampung Ketandan, Kebangsren, dan Blauran.

“Kami memilih Jalan Tanjung Anom sebagai tapak perancangan project arsitektur dalam workshop ini. Mengingat bahwa jalan tersebut merupakan salah satu penghubung antara keramaian di Jalan Tunjungan, dengan kampung-kampung yang eksis,” jelas Bram saat ditanya tentang latar belakang project Tanjung Anom.

“Kami ingin saling berdiskusi mengenai desain arsitektur yang bisa menjadikan Tanjung Anom sebagai salah satu sarana yang menghubungkan, mensejahterakan, dan bahkan menyehatkan kawasan Jalan Tunjungan dan Kampung Blauran,” imbuh Bram.

Ia merinci, desain Biophilia akan menjadi pisau analisis dalam merancang bentuk arsitektur dari Tanjung Anom. Desain Biophilia adalah pendekatan desain arsitektur yang bertujuan untuk mengintegrasikan alam dan elemen natural, ke dalam perancangan bangunan.

“Pendekatan itu terbukti berdampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan manusia di dalamnya,” sambung Bram.

Terdapat pula ICEA 2023 Exhibition, sebuah pameran untuk DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) di bidang arsitektur. Berbagai produk-produk arsitektur yang ramah lingkungan, disajikan dengan sangat apik dalam kegiatan ini. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *