News

Unair Dorong Carangwulung Jadi Desa Edu-Agrowisata Berbasis Peternakan di Wonosalam

Kawasan Wonosalam, Kabupaten Jombang, terus menunjukkan perkembangan sebagai salah satu sentra ekonomi baru di Jawa Timur. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Jombang tahun 2023 tercatat sebesar 5,04 persen. Pemerintah daerah pun mengarahkan penguatan lima sektor unggulan, yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Selain itu, pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh juga difokuskan pada beberapa kecamatan seperti Mojowarno, Mojoagung, Bandarkedungmulyo, Perak, Tembelang, dan Ploso.

Dalam rangka mendukung sektor peternakan, Universitas Airlangga (Unair) melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menggandeng Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Program Studi D4 Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi. Kegiatan ini difokuskan di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, untuk mendorong integrasi peternakan kambing dengan konsep edu-agrowisata berbasis masyarakat.

“Tujuannya adalah membangun ekosistem peternakan berkelanjutan sekaligus menjadikannya daya tarik wisata baru berbasis edukasi dan agrowisata,” ujar Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si., Koordinator kegiatan.

Program ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan intensif yang melibatkan pakar dari kedua fakultas. Materi pelatihan mencakup teknologi pakan fermentasi untuk kambing, strategi pengembangan peternakan berbasis wisata, promosi dan pemasaran digital, serta pembentukan kelembagaan dan kemitraan wisata peternakan. Pelatihan tidak hanya teori, tetapi juga dilengkapi dengan praktik langsung.

Dr. Sri Endah menjelaskan, berbagai aktivitas wisata yang dapat dikembangkan antara lain: memberi makan kambing secara langsung (feeding experience), memerah susu kambing, membuat produk olahan seperti yoghurt, sabun susu, dan keju kambing, hingga edukasi lingkungan seperti pengolahan limbah menjadi kompos, wisata farmstay, tur peternakan, wisata kuliner kambing, dan fotografi alam.

Data Dinas Peternakan Kabupaten Jombang mencatat bahwa kambing merupakan populasi ternak terbesar di wilayah ini, yakni sebanyak 29.250 ekor. Disusul sapi perah (5.019 ekor), sapi potong (2.264 ekor), domba (375 ekor), dan kuda (1 ekor). Besarnya potensi ini menjadi dasar pengembangan wisata peternakan kambing di Wonosalam.

Untuk mendukung produktivitas dan kesehatan ternak, para peternak dikenalkan dengan teknologi pengolahan pakan seperti pengeringan hijauan (hay) dan pengawetan hijauan segar (silase). “Kami memperkenalkan pembuatan silase menggunakan mikroba selulolitik yang diperkaya probiotik MC4, produk riset dari FKH Unair,” ujar Prof. Dr. M. Anam Al Arif, drh., MP., pakar dari FKH Unair.

Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., menambahkan bahwa teknologi ini memungkinkan peternak ‘menabung’ pakan saat panen berlimpah untuk digunakan di musim kemarau. Selain itu, pakan yang difermentasi juga membuat kotoran kambing tidak berbau, sehingga mendukung kenyamanan wisatawan.

Dari sisi promosi, pendekatan digital berbasis Internet of Things (IoT) dioptimalkan untuk memperluas jangkauan pasar. “Kami mengajarkan teknik pemasaran digital yang relevan untuk destinasi berbasis peternakan,” terang Mochamad Reiza Al Ariyah, S.Sos., M.Sosio., narasumber dari D4 Destinasi Pariwisata Unair.

Dr. Yuniawan Heru Santoso, S.Sos., M.Si., menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat daya saing wisata. “Kemitraan strategis akan menjadi kunci untuk memperluas cakupan pasar dan keberlanjutan desa wisata berbasis peternakan ini,” pungkasnya. (Red)