Prof. Ir. Haryo Dwito Armono, Guru Besar ITS, menciptakan Hexareef, pemecah gelombang berbentuk segi enam yang dipadukan dengan terumbu karang buatan.
Inovasi ini menjawab tantangan abrasi pantai dan kerusakan terumbu karang di Indonesia, yang diperkirakan akan kehilangan 70-90% terumbu karang dalam 20 tahun mendatang akibat pemanasan global.
Hexareef, berdiameter 60 cm dan tinggi 80 cm, disusun di bawah permukaan laut untuk memecah gelombang dan mencegah abrasi.
Struktur berlubang ini juga mendukung sirkulasi air laut. Selain berfungsi sebagai pelindung pantai, Hexareef juga menarik wisatawan, meningkatkan pendapatan lokal, dan memperbaiki garis pantai.
Inovasi ini telah diimplementasikan di Bangkalan, Madura, dan Raja Ampat, Papua Barat Daya, dengan hasil yang positif. Prof. Haryo berharap Hexareef dapat diadopsi secara luas oleh pemerintah untuk melindungi pantai dan memulihkan ekosistem laut. (Red)