Pendidikan

Mahakarya Mahasiswa Surabaya dan Bangkok, Desain Kota Ramah Lingkungan

Proses perkembangan kota dalam tiga hingga tujuh dekade kedepan tentu melibatkan banyak hal, termasuk kolaborasi lintas negara yang seru dan inspiratif.

“Projecting Cities: Bangkok and Surabaya”, merupakan pameran hasil kolaborasi antara Petra Christian University (PCU), Surabaya-Indonesia dan Silpakorn University, Bangkok-Thailand, yang digelar pada 25 November hingga 6 Desember 2024, di Gedung J, Kampus Petra Christian University.

Dengan tema “Urban Health and Wellbeing”, pameran ini merupakan respons terhadap isu keberlanjutan di kawasan perkotaan yang semakin mendesak.

Sejumlah 50 mahasiswa Architecture Petra Christian University (PCU) dan 12 mahasiswa Silpakorn University, Thailand, menampilkan hasil karya terbaik mereka.

“Kegiatan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya unsur kompetisi dan kolaborasi yang lebih erat dengan Pemerintah Kota Surabaya, khususnya Badan Perencanaan serta Penelitian dan Pengembangan (Bappekolitbang),” jelas Rully Damayanti, Ph.D., dosen penanggung jawab acara.

Selama satu semester gasal 2024/2025, sejak Agustus lalu para mahasiswa dari kedua universitas mengunjungi kawasan yang didesain inovatif secara bersama, yaitu kawasan Segitiga Emas di Surabaya dan Ban Khun Non di Bangkok.

Kedua kota beda negara ini ternyata memiliki kemiripan sebagai kota padat dengan suhu yang cukup panas, meskipun karakteristik penduduknya berbeda.

Pameran menampilkan 11 desain kawasan dalam bentuk maket (2 x 3 m) dan bangunan, gambar desain kawasan dan bangunan serta launching buku berisi gabungan seluruh karya mahasiswa pada studio ini.

Setelah sempat mendapat masukan dari Pemkot Surabaya dan menjadi bahan pertimbangan dalam proyek kolaborasi, master plan ide kawasan ini pun telah diserahkan kepada Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu.

Rully menambahkan, mahasiswa dan dosen dari kedua negara dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk bersama-sama merancang dan mendesain kawasan seluas kurang lebih 30 hektar di Surabaya dan Bangkok.

Hasil rancangan perkembangan kota di Surabaya benar-benar disesuaikan dengan kondisi saat ini. Tak hanya menampilkan desain tata kota untuk 30 tahun mendatang saja, akan tetapi hingga 70 tahun kedepan, para mahasiswa sudah membuat maket pertumbuhan kota lengkap mulai dari hunian, fasilitas kesehatan hingga kantor.

Kolaborasi dua negara ini menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus penuh tantangan. Salah satunya harus rutin melakukan diskusi desain paling tidak 3 kali seminggu sesuai jadwal studio, dengan total 16 minggu.

Di PCU, kegiatan tersebut masuk dalam mata kuliah Studio Merancang 7 untuk mahasiswa semester 7, sedangkan di Silpakorn University merupakan kelas studio desain bagi mahasiswa tahun ke-5.

“Ini menjadi arena belajar sekaligus bermain yang sangat menarik bagi kami. Tak hanya belajar budaya masing-masing untuk membuat proyek Arsitektur saja, tapi juga belajar budaya kerja studio masing-masing negara. Kolaborasi ini merupakan inspirasi besar dan kami siap melanjutkan kerja sama lebih lanjut,” kata Apiradee Kasemsook, Ph.D., selaku dosen pengampu dari Silpakorn University, Bangkok. (Red)