Dunia Seni Kehilangan Sosok Pelukis & Fotografer ‘Djaja Tjandra Kirana’ yang Cinta Negeri

Dunia seni berduka dengan berpulangnya pelukis dan fotografer mendiang Djaja Tjandra Kirana (Jian Bingzhen). Beliau meninggal dunia di RS Kasih Ibu Denpasar Bali, pada Minggu 24 November 2024.

Jenazah seniman kelahiran Denpasar pada 29 Juni 1944 ini, disemayamkan di Rumah Duka Kerta Semadi. Kremasi dilaksanakan pada 28 November 2024, di Yasa Setra Mandala, Taman Mumbul, Nusa Dua.

Sang istri, Lie Lhie Lan, memohon maaf bila sang suami ada kesalahan, serta memohon doa agar damai di sana.

Sosok Djaja Tjandra Kirana sangat dikenal baik di kalangan komunitas seni maupun masyarakat. Pergaulannya sangat luas dan tak pernah memandang latar suku, agama, ras, maupun golongan.

Ia berteman dengan banyak orang dan selalu memperkenalkan bidang seni yang ditekuninya, seraya mengisahkan perjalanannya ke pelosok daerah dan rasa cintanya terhadap Indonesia.

Tjandra menaruh perhatian besar terhadap akulturasi budaya lokal Bali, Jawa dengan budaya leluhurnya, Tiongkok. Tema tersebut banyak dijumpai dalam karyanya.

Melalui seni lukis dan fotografi membawa Djaja Tjandra Kirana ke berbagai negara, baik untuk berburu obyek, berpameran maupun menjuri di berbagai kompetisi seni tingkat nasional hingga internasional.

Karyanya menampilkan alam, benda, seni budaya hingga human interest. Tjandra pun melewati 3 zaman yakni orde lama, orde Baru dan reformasi baru.

Selama 60 tahun berkarya mengalami transformasi piranti manual, digital, hingga perkembangan teknologi informasi yang membantunya berkarya.

Tidak hanya mengeksplorasi alam dan benda ke dalam karya, Tjandra juga mengangkat tema seni budaya dan human interest yang sangat kuat.

Om Tjandra panggilan akrabnya memiliki bakat seni dan telah melukis sejak remaja dan menekuni fotografi.

Karya seni rupa dan fotografinya telah mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri, serta banyak meraih penghargaan dan sertifikat tingkat nasional dan internasional.

Dalam kiprah di bidang seni fotografi, Tjandra turut mendirikan Semarang Photo Club/SPC (1976) dan Perhimpunan Fotografer Bali/PFB (1984), dua organisasi yang mewadahi kegiatan fotografer yang masih eksis hingga kini.

Djaja Tjandra Kirana, memiliki gelar dalam fotografi sebagai berikut: Hon.E.FPSI, Hon.E.PFB, Hon.FPVS, F.APAS., F.SPS., A.RPS.T, E.FPSI, F.APU, PSA*, F.RPS.T, F.BPS, F.SCC, A.NPC., A.LFCN.

Djaja Tjandra Kirana juga memberikan pelatihan seni lukis untuk 30 mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali, tahun 2023 kemarin.

Dosen Polenk Rediasa mengatakan sengaja menghadirkan seniman ke kampus, sebagai bagian dari meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kreativitas dan karya seniman senior yang berpengalaman seperti Djaja Tjandra Kirana.

Pada Agustus 2023, Djaja Tjandra Kirana sempat menggelar pameran tunggal seni lukis dan fotografi bertajuk ‘Direct Message’ menandai 60 tahun berkarya, di Maya Sanur Resort and Spa, Jl. Danau Tamblingan Sanur.

Pameran ini menyajikan 60 karya lukisan maupun fotografi yang dipilih dari periode kekaryaan sejak awal, Djaja Tjandra Kirana.

Rasmono Sudarjo seniman asal Surabaya mengungkapkan rasa kehilangan yang besar.

“Beliau itu teman lama saya, sejak tahun 1970. Teman seperjuangan saya di dunia seni foto. Beliau membantu saya mendirikan Nusantara Photo Club. Beliau juga sebagai pendiri dan pembina Perkumpulan Foto Bali. Beliau adalah guru saya dalam seni lukis sangat berjasa dalam melestarikan Budaya Tionghoa, dan mendirikan komunitas Chinese Painting di Bali,” jelas Rasmono Sudarjo. (Red)