Bank Indonesia Dorong Pemberdayaan UMKM dan Pondok Pesantren Mandiri di Jawa Timur

Dalam upaya memperkuat perekonomian daerah dan ketahanan pangan, Bank Indonesia bersama sejumlah mitra mengadakan kegiatan bertajuk Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren di Jawa Timur.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah pimpinan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, MUI, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), akademisi, serta media massa.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur Erwin Gunawan Hutapea menyampaikan, bahwa program ini bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi UMKM serta pondok pesantren terkait stabilisasi harga dan digitalisasi.

“Melalui acara ini, kami ingin memperkenalkan cerita sukses dan potensi UMKM serta pondok pesantren binaan Bank Indonesia agar lebih dikenal luas oleh masyarakat,” ujarnya, Rabu (6/11/24).

Erwin menambahkan, saat ini Bank Indonesia sedang fokus pada pengembangan UMKM di sektor pangan.

“Terutama komoditas strategis yang memiliki peran penting dalam pengendalian inflasi. Pendekatan end-to-end diterapkan pada klaster pangan dan pesantren mandiri. Sehingga produk mereka dapat bersaing dan tetap berkualitas”, tuturnya.

Kegiatan ini mengangkat sejumlah klaster UMKM dan pesantren binaan Bank Indonesia yang dianggap sukses. Salah satunya adalah Klaster Bawang Merah Sumenep, yang dikelola oleh Koperasi Permata Indah Rubaru.

Koperasi ini memproduksi bawang merah varietas unggul, yang mampu bertahan lebih lama dan memiliki daya simpan baik. Mereka telah menerapkan teknologi lightrap dan cold storage untuk menjaga kualitas produk.

Selain itu, ada Klaster Padi Organik di Mojokerto, yang dikelola oleh Perkumpulan Brenjonk, juga menjadi sorotan. Klaster ini tak hanya memproduksi beras organik dari berbagai varietas.

Namun juga telah mengintegrasikan teknologi drone untuk pemupukan yang efektif, serta mengembangkan konsep eduwisata pertanian.

Ada juga Pondok Pesantren Fathul Ulum di Jombang dan Amanatul Ummah di Mojokerto, yang dinilai berhasil. Kedua pondok pesantren ini tidak hanya mengelola unit-unit usaha seperti peternakan dan pertanian.

Tetapi juga telah menerapkan Internet of Things (IoT), dalam kegiatan produksi untuk mencapai kemandirian ekonomi. Keberhasilan kedua pondok pesantren ini terbukti dengan prestasi di ajang Ponpes Unggulan Fesyar Jawa.

“Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia yang tergabung dalam komunitas GenBI. Mereka bertindak sebagai komunikator utama kebijakan Bank Indonesia”, ungkap Erwin.

“Dengan pelatihan khusus dalam komunikasi publik, para anggota GenBI diharapkan dapat membantu menyebarluaskan informasi tentang potensi UMKM dan pondok pesantren di Jawa Timur kepada masyarakat luas”, tambahnya.

Erwin juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung pengembangan UMKM dan pondok pesantren. Serta berharap, agar program ini mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur melalui kolaborasi berbagai pihak.

“Beli oleh-oleh khas dari desa, UMKM dan pesantren teruslah berjaya, Bersama Bank Indonesia menuju masa depan sejahtera,” pungkasnya. (Red)