Pengmas PPDB Unair Dukung Pengembangan Pariwisata Pacitan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah Indonesia dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengembangkan Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism).
Universitas Airlangga pun mendukung pariwisata Pacitan berkelanjutan melalui Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB).
Kegiatan ini kolaborasi antara; Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) dan Fakultas Vokasi (FV) yang mendorong sustainability pariwisata di Kabupaten Pacitan. Bertempat di Pantai Ngiroboyo Desa Sendang Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan.
“Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengimplementasikan SDGs khususnya tujuan 7 yaitu energi bersih dan terjangkau di Kabupaten Pacitan adalah dengan membangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Hybrid di Pantai Ngiroboyo, Sendang, Donorojo. “ujar Prof. Ir. Retna Apsari, MSi, Ketua Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) Pacitan 2024.
Selain itu diserahkan juga sepeda listrik untuk mendukung kegiatan pariwisata terintegrasi Geothermal Tourism di Pacitan.
Penyerahan sepeda listrik dan PLTS Hybrid dilakukan pada 23-25 Oktober 2024, yang diikuti dengan sosialisasi dan pelatihan teknis mengoperasikan dan maintenance peralatan PLTS oleh Yoga Uta Nugraha ST, MT dan Prisma Megantoro ST, MEng.
“Produk PLTS Hybrid dan sepeda merupakan hasil hilirisasi penelitian dosen bersama mahasiswa di Prodi Teknik Elektro FTMM Unair,”jelas oleh Yoga Uta Nugraha ST, MT.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan pelatihan teknis tentang maintenance peralatan yang diserahkan.
“Untuk PLTS harus rutin membersihkan panel paling tidak seminggu sekali. Pemeriksaan kabel dan kondisi fisik juga harus rutin. Jika perawatannya bagus lifetime panel bisa maksimal hingga 20 tahun pemakaian dan battrei bisa sampai 3 tahun. Sedangkan perawatan sepeda listrik cukup dicarge seperti biasa dan dicabut setelah penuh,”papar Prisma Megantoro ST, MEng.
Pacitan merupakan wilayah dengan potensi wisata beragam. Dari 24 objek wisata yang tercatat di Kabupaten Pacitan mendatangkan 1.3006.790 wisatawan domestic dan mancanegara pada tahun 2023.
Pacitan dikenal sebagai Kota Seribu Gua dengan jumlah goa (vertical, horizontal, cave diving) mencapai 1.300. Juga dijuluki sebagai Negeri Sejuta Ombak, karena memiliki panjang garis pantai 70,71 km, dan 85 pantai yang potensial sebagai objek wisata.
“Saat ini Pacitan juga dengan wisata geothermal berupa pemandian air panas, meskipun tidak memiliki pegunungan vulkanik. Ini yang dapat dioptimalkan dalam bentuk wisata terintegrasi,” jelas Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si., Dosen D4 Destinasi Wisata, Fakultas Vokasi, Unair.
Menurut Endah, saat ini pengembangan pariwisata harus menggunakan paradigma bersinergi karena akan menghasilkan produk yang lebih berdaya saing dan efisien, serta mendukung pariwisata berkelanjutan.
Paradigma pariwisata berkelanjutan dapat dicapai melalui penguatan 3 pilar yaitu pertumbuhan ekonomi, keseimbangan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Pilar ekonomi dalam pariwisata berkelanjutan fokus pada penciptaan manfaat ekonomi bagi destinasi wisata, baik pada tingkat lokal maupun nasional, keuntungan finansial yang terdistribusikan ke seluruh masyarakat, peningkatan peluang kerja dan peluang usaha, pengembangan produk wisata berdaya saing tinggi, layanan infrastruktur pariwisata, dan peningkatan pembangunan yang berasal dari pajak dan retribusi dari sektor pariwisata.
Aspek lingkungan dalam pariwisata berkelanjutan menekankan pentingnya melestarikan ekosistem alam dan budaya di area wisata.
Terkait dengan aspek lingkungan diantaranya adalah pembangunan green ekonomi, pengembangan energi terbarukan, konservasi lingkungan, serta pengelolaan limbah dan sampah.
Pemberdayaan masyarakat lokal adalah aspek kunci dalam memastikan bahwa pariwisata benar-benar memberikan dampak positif bagi destinasi. (Red)