Tingkatkan Daya Saing Pariwisata, Unair Kembangkan Wisata Kebugaran di Pulau Gili Iyang Sumenep
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pariwisata Jawa Timur, Universitas Airlangga melalui kegiatan Airlangga Community Development Hub (ACDH) mengembangkan wisata kebugaran di pulau oksigen, Gili Iyang.
Kegiatan ACDH merupakan bagian dari kegiatan tridarma yaitu berupa program pengabdian kepada masyarakat terintegrasi di berbagai fakultas di lingkungan Univeritas Airlangga.
“Kegiatan ACDH tahun 2024 mengambil tema Koservasi Sumber Daya Alam Pulau Gili Iyang sebagai Upaya untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang berkelanjutan berbasis Kearifan Lokal dan Supporting Teknologi Pendukung,“ jelas Ketua Kegiatan ACDH Unair, Prof. Retna Apsari.
Melalui kegiatan ACDH imbuh Prof. Retna, diharapkan Pulau Gili Iyang berkembang sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal, bertumbuhnya perekonomian lokal, dan berkembang sebagai pusat pengembangan teknologi berkelanjutan sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Khususnya, Tujuan ke 1 (tanpa kemiskinan), 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), 6 (air bersih dan sanitasi layak), 7 (energi bersih dan terjangkau) dan 14 (ekosistem lautan) dan 15 (ekosistem daratan).
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan wisata berbasis lokalitas yaitu wisata kebugaran (wellness tourism) yang dikomandoi Program Studi D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi, Universitas Arlangga.
Wellness tourism adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan spiritual melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kesehatan (wellness activities).
Menurut Ketua Pelaksana Pengmas ACDH Fakultas Vokasi, Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si. Gili Iyang memiliki potensi yang besar dalam wisata kebugaran.
Antara lain; memiliki potensi terapi oksigen, terapi air laut, terapi pijat, dan sejumlah wisata alam yang memungkinkan wisatawan beraktifitas secara fisik seperti Batu Canggah, Pantai Ropet, Goa Mahakarya, dan eduwisata siwalan.
Potensi yang ada di Gili Iyang dapat dikembangkan sebagai produk wisata yang cukup menarik.
Dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat, Unair merancang Mini Museum Wellness Tourism bertema siwalan.
Mini Museum yang dibangun di wilayah Pantai Ropet berisi berbagai produk yang berkaitan dengan tanaman siwalan, yaitu berbagai bentuk anyaman daun siwalan seperti topi, tas, tumbu, tas tangan/tempat tab, tikar, dan lainnya.
Produk lain yang bisa dihasilkan pohon siwalan adalah gula terebung (gula siwalan), yang memiliki rasa manis alami.
“Di mini museum produk dari pohon lontar didisplay untuk memberikan informasi pada wisatawan, penggunaan daun lontar dalam kehidupan masyarakat” ujar M. Reizza, Dosen D4 Destinasi Pariwisata Unair.
Produk lain yang dipamerkan di mini museum antara lain minyak kelapa alami yang bagus untuk kesehatan kulit dan pijat, yang diberi nama minyak raga sukma.
Produk lain yang dihasilkan masyarakat dari kegiatan pendampingan dan pelatihan dari Universitas Airlangga.
Dengan adanya mini museum ini dapat menjadi sarana edukasi bagi wisatawan yang datang ke Gili Iyang. Mini museum siwalan ini sekaligus bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung pantai ropet. (Red)