Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapat amanah dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk berpartisipasi pada proyek Kutei North Hub (KNH) atau Geng North.
Bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), proyek ini menjadi upaya pengembangan potensi gas tercepat di Indonesia.
Pada kesempatan ini, ITS mengirimkan 31 delegasi dosen, salah satunya adalah guru besar Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc.
Lelaki yang biasa disapa Ketut itu mengungkapkan, ia dan 30 rekan dosen lainnya akan bertanggung jawab dalam proses perancangan Front End Engineering Design (FEED).
“Pada proyek ini, kami turut bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ENI,” imbuhnya.
Ketut menerangkan, proyek Geng North merupakan realisasi pemerintah dalam mewujudkan Proyek Strategis Nasional (PSN) Hulu Migas. Akan tetapi, proyek besar itu memiliki tingkat kompleksitas teknis yang cukup tinggi dalam eksekusinya.
“Sehingga, SKK Migas memberi kepercayaan bagi institusi pendidikan untuk terlibat dalam pengembangannya,” jelasnya.
Mantan Wakil Rektor IV ITS itu mengatakan, pada proses pembuatan FEED atau yang sederhananya membuat blue print, mengharuskan para dosen ITS dan ITB yang berkolaborasi ini untuk berfokus pada perancangan desain struktural dari PSN Hulu Migas.
“Kami terlibat dalam penyusunan desain badan floating structure, fasilitas produksi, fasilitas untuk mengikat di lautan, hingga fasilitas darat,” beber dosen yang juga pernah diamanahi sebagai Kepala ITS International Office itu.
Ketut menegaskan, proyek ini menjadi sebuah tantangan baru bagi para dosen ITS dalam memperdalam dunia riset dan teknologi.
Pasalnya, kerja sama ini tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi dalam bidang riset, tetapi juga dalam transfer ilmu kepada para mahasiswanya nanti.
“Langkah ini menjadi salah satu tujuan lain yang diharapkan SKK Migas,” ujarnya.
Lelaki kelahiran 1971 itu menuturkan, keterlibatan akademisi dalam proyek ini bertujuan untuk memberi dukungan keahlian teknis dan menempa mereka menjadi Subject Matter Expert (SME), pemain kunci yang memahami betul tentang hal teknis sebuah proyek.
“Kolaborasi ini sesuai dengan konsep pengembangan lapangan dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam teknis proyek,” tutur Ketut mengutip ucapan Deputi SKK Migas saat itu.
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2027 mendatang ini mulai melangkahkan jejak dengan mengirimkan dosen yang terlibat untuk belajar langsung di ENI Research Centre yang berlokasi di Milan, Italia.
Saat ini, menurut Ketut, tiga delegasi dosen dari ITS tengah bereksplorasi di Milan dan mulai mengeksekusi desain FEED dari proyek Geng North tersebut.
“Semoga dapat berjalan dengan lancar dan dapat membawa kabar baik untuk Indonesia dan mahasiswa di Ibu Pertiwi ini,” harap Ketut optimistis. (Red)