Kelenteng Hong San Ko Tee, atau lebih dikenal sebagai Kelenteng Cokro Surabaya, kembali menggelar Kirab Ritual 2024.
Kegiatan yang sempat terhenti akibat pandemi ini digelar dalam rangka memperingati ulang tahun Klenteng Cokro ke-105 sekaligus perayaan Y.M. Kongco Kong Tik Tjoen Ong mencapai kesempurnaan.
Menurut Erdina Tedjaseputra, salah satu pengurus klenteng, kirab pertama yang digelar sejak pandemi Covid-19, sebagai bentuk rasa syukur kepada para dewa yang telah mencapai kesempurnaan. Selain itu, tujuannya untuk membersihkan hawa negatif di sekitar klenteng.
Erdina menambahkan, acara yang diikuti ratusan umat ini, turut dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian seperti Barongsai, Liang-Liong, Reog Ponorogo, dan perguruan silat PSHT.
“Kegiatan ini sebagai simbol kerukunan antar umat beragama. Kami berharap toleransi dan kerjasama dengan warga sekita tetap terjaga dan semakin erat”, ujarnya.
Ahli spiritual Klenteng Cokro, Suhu Gunawan, menjelaskan bahwa kirab ini diselenggarakan untuk menghormati Y.M. Kongco Kong Tik Tjoen Ong, dewa utama Klenteng Cokro.
“Setiap dua tahun sekali, Y.M. Kongco Kong Tik Tjoen Ong dikirab. Tahun ini, dikirab bersama Dewi Kwan Im, Dewa Tang Yuan Shio, dan Dewa Kwan Kong. Kirab ini menunjukkan kebesaran para dewa,” tuturnya.
Dalam prosesi kirab, masing-masing rupang dewa dibawa menggunakan tandu, yang dibopong empat hingga delapan orang.
Rutenya sejauh 6 km melintasi Jl Pandegiling, Jl Imam Bonjol, Jl Kartini, Jl Ir Anwari, Jl WR Supratman, dan Jl Raya Darmo, sebelum kembali ke klenteng.
Setiap kali melintasi perempatan, tandu-tandu tersebut berhenti dan diputar ke arah kanan sebanyak tiga kali. Ritual ini dipercaya sebagai upaya membuka jalan yang lebih baik di masa depan.
Prosesi kirab yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 09.30 WIB berjalan dengan aman dan tertib.
Seluruh orang yang hadir, dijamu dengan berbagai makanan, seperti nasi goreng, mie goreng, bakso, soto ayam,dan lain sebagainya. (Red)