Optimistis Target Giling Tercapai, PG Redjosarie Gelar Selamatan Petik Tebu Manten

Petik tebu manten sebagai tanda dimulainya musim giling tebu tahun ini, di PG Redjosarie yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).

Pabrik Gula (PG) Redjosarie menggelar selamatan Petik Tebu Manten di kebun tebu Desa Mojorejo, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Kamis (23/5/2024) pagi.

General Manager PG Redjosarie, Danang Krisworo, menjelaskan bahwa tradisi ini sudah dilakukan bertahun-tahun sebagai tanda awal aktivitas giling tebu.

“PG Redjosarie siap memulai giling tebu tahun ini. Kami merencanakan pada 27 Mei akan dilakukan uji coba pabrik, dan jika lancar, kita akan mulai giling pada 8 Juni 2024. ,” ujarnya.

Danang menambahkan bahwa target giling tebu tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Diperkirakan pabrik mampu menggiling 3,100 juta kuintal tebu dengan kualitas rendemen mencapai 7,23 persen. Hal ini sebagai upaya tercapainya swasembada gula.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Redjosarie, Suyono, berharap musim giling tahun ini lebih baik dari sebelumnya, terutama terkait harga gula dan performa pabrik.

Suyono optimis bahwa target giling tahun ini akan tercapai, karena ada sekitar 300 petani dengan luas lahan sekitar 4.000 hektare yang hasil panennya digiling di PG Redjosarie.

Acara selametan petik tebu manten dimulai dengan doa bersama di kebun tebu yang dihadiri oleh petugas PG, tokoh masyarakat, petani tebu, dan undangan lainnya.

Sepasang pengantin berbusana adat lengkap dengan dekor manten sederhana, membawa simbol dua pasang tebu yang diikat dengan janur kuning.

Pengantin perempuan dinamakan Rosan Ayu Anantari dan pasangannya Rosan Bagus Tejowulan. Tebu yang diikat tersebut disiram air bunga oleh pengantin, petugas PG, tokoh masyarakat, dan petani tebu.

Sepasang tebu merupakan simbol pengantin yang kemudian ditebang bersamaan dengan beberapa tebu lainnya, lalu diarak menuju pabrik gula diiringi alunan kebo giro.

Selain petik tebu manten, beberapa ritual tradisi lainnya juga dilakukan di dalam pabrik PG Redjosarie, seperti potong kepala kerbau, cetik geni, dan menyalakan ketel.

Prosesi ini menjadi simbol harapan agar panen tebu berlangsung lancar dan kualitas bahan baku tebu optimal.

Di beberapa daerah, prosesi arak-arak penganten tebu sering disertakan budaya lokal seperti Reog, Ganong, dan Jaranan.

Kesederhanaan dan kesakralan tergambar dari prosesi yang telah dijalankan selama puluhan tahun ini, menjadi bagian budaya pabrik gula di Nusantara. (Red)