Kota Madiun sangat menarik untuk dikunjungi, karena letaknya yang strategis. Kota yang dikenal dengan menu makanan pecel dan brem ini dibelah oleh anak Sungai Bengawan Solo.
Kota Madiun sebagai kota singgah, menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo, Pacitan, Maospati, Magetan, dan terhubung dengan Tol Surabaya-Gempol.
Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007), dengan luas 33,23 Km², terbagi menjadi 3 Kecamatan, yaitu; Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Kartoharjo.
Masing-masing kecamatan terdiri atas 9 kelurahan, sehingga totalnya terdapat 27 kelurahan di Kota Madiun.
Kota Madiun adalah pelestari budaya tradisional pencak silat, merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia.
Lalu wisata apa saja yang ada di Kota Madiun?
Pusat wisata Kota Madiun berada di Jalan Pahlawan yakni Pahlawan Street Center (PSC) miniatur ikon dunia, Pahlawan Religi Center, bersebelahan dengan mall, dan kantor wali kota. Tempat wisata menarik ini gratis.
Tak jauh juga bisa berwisata di alun alun alun kota dan Bogowonto Culinary yakni pusat kuliner dengan sensasi makan di gerbong kereta api.
Di Kota Madiun juga banyak kafe maupun restoran yang bisa dijadikan rekomendasi untuk makan bersama keluarga.
Ada salah satu kafe yang cukup populer yakni Kopi Kakak yang berada di halaman Rumah bersejarah Kapitan Cina. Rumah cagar budaya yang mempertahankan bangunan aslinya tersebut bisa dinikmati masyarakat untuk edukasi.
Tak hanya Rumah Kapitan Cina, saja di Kota Madiun banyak rumah cagar budaya lainnya yang masih bisa disaksikan seperti Kelenteng Hwie Ing Kiong dibangun pada tahun 1887. Juga ada Gereja Katolik Madiun dibangun 1899.
Demikian pula bangunan Balai Kota Madiun yang diresmikan pada 1918. Masih ada lagi yakni.Masjid Kuno Kuncen, Masjid Kuno Taman, Kompleks Bangunan Santo Bernadus, Gedung Bakorwil Madiun dan lainnya. (Red)