Rumah Duka Grand Heaven Jakarta Gelar Sembahyang Qing Ming Selama Tiga Hari Berturut-turut

Setelah digelar di Surabaya pada Sabtu 30 Maret 2024, ritual sembahyang Qing Ming juga digelar Rumah Duka Grand Heaven Jakarta. Jika di Surabaya hanya sehari, di Jakarta kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, yakni pada Kamis (4/4/24) hingga Sabtu (6/4/24).

Berlokasi di Maha Vihara Dayin Jakarta Barat, Festival Qing Ming Grand Heaven Jakarta dipimpin oleh Acarya Shi Lian Pu, dan diikuti ratusan keluarga.

Menurut pemilik Grand Heaven Suwito Mulyadi, kegiatan ini terbuka untuk umum, dan bisa diikuti siapa saja. Baik keluarga yang menyimpan abu jenasah leluhur di Kolumbarium Grand Heaven. Maupun mereka yang pernah menggunakan jasa Grand Heaven.

“Upacara ritual Qing Ming merupakan upaya penghormatan kepada leluhur. Salah satu tujuannya, agar semua anak cucu tetap ingat pada leluhur”, ujarnya.

“Sebab, setiap anak memiliki kewajiban pada orang tuanya. Untuk merawat orang tua disaat mereka masih hidup. Serta melakukan pelimpahan jasa disaat mereka sudah meninggal dunia”, ungkapnya.

Dia menambahkan, guna memfasilitasi keluarga yang ingin melimpahkan kebajikan pada arwah leluhur, Grand Heaven menggelar upacara Qing Ming, baik di Surabaya dan Jakarta.

“Khusus di Jakarta, kegiatan kami gelar selama 3 hari, yakni upacara Pertobatan Satya Buddha pada Kamis (4/4), upacara pemberkatan dan penyeberangan Bodhisatwa Ksitigharbha pada Jumat (5/4), dan , upacara pemberkatan dan penyeberangan Trini Arya Sukhavati pada Sabtu (6/4)”, tuturnya.

Upacara Festival Qing Ming pada hari pertama, diawali dengan Pertobatan Satya Buddha. Di mana ini adalah salah satu pertobatan dalam agama Buddha, yang ditulis langsung oleh Mahaguru Ling Seng Fo, dalam Tantrayana Satya Buddha.

Upacara ini mengandung makna untuk mengikis semua karma buruk yang sudah kita lakukan, baik secara sengaja atau tidak.

Dalam kegiatan ini, seluruh keluarga peserta Qing Ming ikut Bernamaskara menyebut nama-nama Agung Buddha dan Boddhisattva dari Silsilah Zhenfo Zong.

Sehingga dapat melimpahkan jasa pahala kebajikan, kepada arwah leluhur. Agar mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik, di alam sana.

Pada hari kedua, dilakukan Puja Api Homa dengan Yidam Bodhistva Ksitigharbha. Ini adalah salah satu ritual penyelamatan atau penyeberangan arwah, atau di kenal dengan Chaudu.

Sementara pada hari ketiga, yang merupakan rangkaian penyempurnaan Qing Ming.

Dimulai dengan pembacaan Sutra Amitabha Buddha dan memercikan beras dan Air Amrta. Baik kepada seluruh peserta, maupun pada altar arwah leluhur. Dan ditutup dengan Puja Api homa Trini Arya Sukhavatiloka. Serta ritual penyeberangan Trini Arya Sukhavati.

“Kami menyiapkan semua keperluan sembahyang Qing Ming. Mulai dari sesembahan, seperti makanan & buah-buahan, dan koper berisi seluruh keperluan arwah yang telah meninggal. Termasuk model rumah kekinian dan seluruh isinya, yang kami pesan khusus dari Taiwan. Juga disiapkan paket sembako, yang akan disumbangkan pada warga tidak mampu”, tutur Suwito Mulyadi.

“Dan tidak lupa, kami juga menyiapkan kapal penyeberangan arwah sepanjang lima meter berisi daftar nama arwah. Yang nantinya akan dibakar sebagai sarana atau fasilitas penyeberangan menuju alam sana”, pungkasnya. (Red)