Sepanjang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,05 persen, di tengah berbagai tantangan ekonomi global mulai dari potensi pelambatan ekonomi, peningkatan tensi geopolitik, risiko inflasi, hingga perubahan iklim.

Pada Triwulan IV-2023 pertumbuhan tercatat 5,04 persen (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari triwulan III-2023 yang tumbuh sebesar 4,94 persen.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV-2023 tersebut ditopang dengan penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha.

Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68 persen (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 persen (yoy).

Pertumbuhan impresif secara full year tahun 2023 juga ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy), serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 4,40 persen (yoy).

Lebih lanjut dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen (yoy).

Sedangkan pada sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) sebesar 9,83 persen (yoy).

Terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, serta meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi tersebut merupakan implikasi dari upaya yang telah dijalankan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian nasional pada triwulan IV-2023 lalu.

Seperti stimulus sektor perumahan melalui kebijakan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penebalan bantuan sosial (bansos) untuk mitigasi El Nino dan menjaga daya beli, serta akselerasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada produk domestik bruto (PDB) nasional berasal dari Pulau Jawa yakni mencapai 57,05 persen. (Red)