Tim kolaborasi dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro dan Departemen Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan gim edukasi berbasis gerakan tangan untuk anak usia dini.
Inovasi senilai USD 4.982 ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) melalui program Special Interest Group on Humanitarian Technology (SIGHT).
Wakil ketua tim Feby Artwodini Muqtadiroh SKom MT menyoroti pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam proses perkembangan anak.
Menurutnya, pemilihan metode pembelajaran yang tepat menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
“Sehingga kami menawarkan gim edukasi dengan pemanfaatan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan pengalaman belajar anak-anak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mahasiswa doktoral ITS tersebut menyampaikan, inovasi yang berjudul Smart Game Based on Cultural Wisdom for Kidpreneur Learning ini merupakan sebuah paket pembelajaran berupa permainan gim edukasi.
Gim ini menggunakan teknologi hand gesture dengan kamera sebagai antarmuka. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan dalam kemajuan teknologi pada computer vision, dan artificial intelligence (AI) secara augmented reality (AR).
Tak hanya memanfaatkan teknologi, inovasi hasil bimbingan Dr Eko Mulyanto Yuniarno ST MT ini juga membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Pasalnya, dalam memainkan gim ini, pemain diharuskan untuk berinteraksi langsung dengan melakukan gerakan tangan yang tepat.
“Dengan interaksi secara langsung, kita juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus siswa,” tambah mahasiswa yang juga menjadi dosen di Departemen Sistem Informasi ITS tersebut.
Menariknya, gim ini dibalut dengan berbagai jenis permainan edukatif seperti matematika, bahasa, dan logika.
Tema yang dipilih juga mencakup aspek budaya, lingkungan, dan cinta pada negara, sehingga memungkinkan para guru di sekolah untuk dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Hal inilah yang nantinya akan mendasari perkembangan kognitif secara akademik maupun aspek sosial yang lebih baik pada anak-anak.
Feby dan timnya berhasil mengimplementasikan inovasi ini di Puri Cendekia Islamic Entrepreneur School di Surabaya, sebuah sekolah yang menekankan nilai-nilai kewirausahaan dan Islami untuk anak usia dini.
Pemilihan sekolah ini didasarkan pada keunikannya yang menerima semua siswa dari berbagai latar belakang. “Harapannya, kami dapat membantu lebih banyak sekolah dengan paket pembelajaran ini,” tutur Feby.
Dengan dukungan dana yang diterima, Feby dan tim berhasil menyelesaikan inovasi ini, sehingga sekarang sudah siap untuk digunakan.
Inovasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk kepentingan sekolah, namun diharapkan juga dapat memberikan dampak positif yang lebih luas dalam pengembangan pendidikan anak usia dini.
“Ke depannya, semoga inovasi dapat terus kami kembangkan dengan menyesuaikan jenis permainannya sesuai kebutuhan siswa,” ujar Feby penuh harap. (Red)