Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya (印尼泗水華裔婦女聯誼會) menggelar peringatan meninggalnya mendiang Suanawati Thedayu (郑 欢娘), sekaligus melakukan pemilihan ketua baru menjabat untuk 3 tahun ke depan.
Acara digelar di Gedung Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya Jl. Kalianyar 53 A, tepat pukul 10 siang, dihadiri pengurus dan puluhan anggota, pada Minggu 3 Desember 2023.
Peringatan dan doa untuk mendiang Suanawati (berpulang pada 2 Desember 2021), dipimpin langsung oleh Pendeta Alex Lim dan Penginjil Bambang Alim dari Gereja Kristen Abdiel Gloria.
Selesai doa peringatan, dilanjutkan dengan kesaksian, keluarga, pengurus dan teman, saat bersama mendiang Suanawati selaku mantan Ketua Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya.
Silvia (张新莲) yang memandu acara hingga selesai, menyampaikan bahwa mendiang Suanawati memimpin Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya sangat baik, bahkan sejak beliau meninggal belum ada penggantinya.
Namun, kegiatan sosial perkumpulan terus berjalan. Seperti baksos donor darah, pemberian kaki palsu, seminar kesehatan dan pelatihan membuat bunga, dan sebagainya.
“Kegiatan tersebut diprakarsai para wakil ketua didukung oleh anggota yang aktif,” jelas Silvia.

Sementara itu, Fanny Sidharta
(施佳彷) putri dari mendiang Suanawati mewakili keluarga, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya.
“Kehidupan Mama yang pertama buat keluarga dan kedua untuk organisasi. Beliau mengikuti semua event. Sebelum meninggal, beliau selalu perhatian kepada anak dan cucu, seolah tahu akan pergi selamanya,” ungkap Fanny Sidharta didampingi sang papa Marikin Sidharta (施克青) suami mendiang Suanawati.
Masih penjelasan Fanny, dua hari sebelum meninggal, Mamanya masih sempat berkumpul dengan teman teman dan mengunjungi Gedung Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya.
“Saya tidak sempat ikut terlibat di Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya, karena Mama jarang cerita aktivitas perkumpulan. Setelah kepergian Mama, saya diajak teman-teman untuk terjun di perkumpulan ini. Saya tertarik apa yang dilakukan Mama untuk perkumpulan,” jelasnya.
“Setelah ikut dan menyelami yang ditinggalkan Mama bukan hanya Gedung Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya, tapi Mama meninggalkan teman temannya yang selama 10 tahun merintis perkumpulan. Teman-teman yang sudah seperti saudara, baik hati, membantu kemajuan perkumpulan, berbakti untuk masyarakat dan sekitarnya,” imbuhnya.

Justisia Sutandio (陳惠榴) teman sepanjang hidup mendiang Suanawati Thedayu menceritakan masa kecil mereka. Justisia mengaku turut membantu Suanawati mengembangkan Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya, hingga memiliki gedung sendiri.
“Anggota perkumpulan saat itu menjual bakcang dibuat sendiri yang diprakarsai Suanawati. Uangnya dikumpulkan untuk perkumpulan ini. Saya berharap adik adik bisa meneruskan perjuangan Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya,” pinta wanita yang kini tinggal di Australia.
Selanjutnya dilakukan pemilihan ketua sesuai saran dari Notaris Profesor Lanny pembuat akta Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya. Pemilih adalah anggota aktif yang ikut kegiatan di perkumpulan. Ketua yang dipilih adalah para wakil ketua lama.
Tercatat 49 anggota, absen 9 orang dan 5 orang tidak memilih alias golput. Setelah dilakukan pemilihan disaksikan seluruh anggota, maka sebanyak 31 suara untuk Merry Swanda (林碧霞) dan sisanya 4 orang memilih Silvia Swie Lan (魏瑞兰).
Merry Swanda yang terpilih dengan suara terbanyak akan menjabat untuk 3 tahun ke depan. Ia mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan seluruh anggota.
Dia juga berjanji memajukan Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya dengan bekerja lebih baik serta mengutamakan persatuan seluruh anggota dan pengurus.
“Planning kegiatan akan disusun pada tahun depan 2024,” ujar Merry Swanda di sela acara.
Sieny Utami (吴萌暄) selaku Dewan Pembina mengaku sangat bahagia dengan pemilihan ketua baru. Selama 4 tahun tidak ada ketua, juga kegiatan resmi sempat terhenti karena pandemi. Namun setelahnya banyak kegiatan sosial yang dilakukan perkumpulan.
“Sekarang sudah ada ketua baru, semoga kegiatan yang dilakukan Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya lebih lancar, maju dan kompak, sehingga dapat berkontribusi kepada masyarakat,” harapnya
Hal yang sama dikatakan Erlin Darmayanti (傅美莲) selaku Dewan Pembina, berharap ketua baru bisa mengemban tugas dengan semangat penuh, rela dan bersatu.
“Selanjutnya ketua baru akan memilih pengurus dan seksi. Saya melihat banyak anggota yang memiliki talenta untuk perkembangan perkumpulan yang dirintis mendiang Suanawati dengan nama yang baik di mata masyarakat, dan berlanjut hingga regenerasi ke bawah,” ujar Erlin.
Pada akhir acara, dilakukan pemotongan tumpeng yang dilakukan Fanny Sidharta, kemudian diserahkan kepada Merry Swanda dan Erlin Darmayanti. (Red)