Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga bersama Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya menggelar Talkshow Bunda PAUD Surabaya Hari Tanpa Tembakau Sedunia: “Asap Rokok Vs Hidup Sehat”.

Kegiatan digelar di GRHA Bunda PAUD Kota Surabaya, mulai pukul 1 siang hingga selesai, pada 9 Juni 2023.

Menghadirkan narasumber dari FKM UNAIR yaitu Dr. Santi Martini., dr. M.Kes., selaku dekan FKM UNAIR sekaligus Ketua RGTC IAKMI Jatim, Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, SKM, M.Kes, Dosen Ilmu Gizi FKM UNAIR, dan moderator dosen FKM UNAIR, Dr. Arief Hargono., dr., M.Kes.

Bunda Thussy Apriliandari S.E, Ketua Pokja BUNDA PAUD Kota Surabaya yang membuka acara dan bertindak membacakan sambutan Bunda Rini Indriyani selaku Bunda PAUD Surabaya.

Dalam isi sambutannya, beliau berpesan bahwa masyarakat perlu merubah kebiasaan membakar asap rokok dan menggantinya dengan pola hidup sehat, agar anak-anak di Kota Surabaya dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, berakhlak dan berkarakter baik.

Narasumber dan moderator dari FKM Unair

Upaya pemerintah Kota Surabaya dalam mengurangi paparan asap rokok dibuktikan dengan adanya Perda Nomor 2 tahun 2019 dan Perwali Nomor 110 tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

“Hal ini sangat penting disampaikan kepada Bunda PAUD selaku pihak yang berperan dalam mendampingi tumbuh kembang anak, sehingga generasi muda mendatang memiliki kualitas yang baik,” jelas Bunda Thussy.

Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, SKM, M.Kes menyampaikan saat ini, 3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun.

“Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak dapat meningkat hingga 16%. Kemudahan akses bagi anak tentang informasi pemakaian rokok dan akses mendapatkan rokok dengan harga murah menjadi salah satu penyebabnya,” jelasnya.

Narasumber dan peserta para Bunda Paud

Sebanyak 28% remaja merokok saat berkumpul bersama teman sebayanya yang menjadi sebuah ancaman terhadap jumlah perokok pemula. Apabila tidak dilakukan intervensi yang serius terkait hal tersebut. Selain teman, orangtua yang merokok juga merupakan contoh buruk bagi anak.

Dr. Santi Martini., dr. M.Kes menambahkan hal lain yang memprihatinkan adalah penelitian membuktikan bahwa pengeluaran rumah tangga keluarga untuk konsumsi rokok 3x lipat lebih tinggi daripada pengeluaran untuk protein.

Hal ini mempengaruhi status gizi anak contohnya menyebabkan stunting yang mengakibatkan anak kurang cerdas dan mudah sakit.

“Kita semua sepakat bahwa rokok memang berbahaya, tidak hanya bagi perokok, tapi juga bagi orang lain. Dampaknya juga terhadap kesehatan keluarga, contoh nyatanya adalah stunting. Maka kita sepakat mewujudkan Surabaya tanpa asap rokok demi kebaikan dan kesehatan kita bersama,” ujar Dr. Santi Martini., dr. M.Kes.

Dr. Arief Hargono., dr., M.Kes menginformasikan bahwa Talkshow dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, melalui tim Research Group Tobacco Control kembali mengadakan kegiatan ini guna meningkatkan kesadaran terhadap bahaya dan dampak asap rokok bagi masyarakat, imbuhnya. (Red)