Sebuah momen menarik terjadi pada garis akhir Pawai Bunga dan Budaya Surabaya 2023, Selasa (27/5/23). Pasalnya, pelukis muda autistik asal Surabaya, Vincent Prijadi Purwono (20), memberikan lukisan mobil hias Pelindo karyanya, kepada Wali Kota Eri Cahyadi, sebagai kado Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730.

Momen tersebut mendapat sambutan meriah dan berkesan oleh masyarakat. Karena mobil hias Pelindo bertema Garuda – Bhinneka Tunggal Ika yang membawa pesan keberagaman, bukan hanya suku dan ras, namun juga perhatian kepada para disabiitas.

Lukisan karya Vincent Prijadi Purwono tak hanya dikoleksi kolektor Indonesia, tapi juga Hongkong, Brazil, Amerika Serikat, dan Jepang.

Vincent Prijadi Purwono saat menyerahkan lukisan kepada Wali Kota Surabaya

Mobil hias BUMN Pelindo memang tampak mencolok di antara peserta lain, dengan ikon burung Garuda berukuran besar dan bertengger di atas mobil truk, kakinya mencengkeram pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.

Pada partisipasi tahun 2023 ini, BUMN Pelindo mengusung lambang dan semboyan Negara Indonesia, yakni Garuda dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai interpretasi tertinggi dan terluhur dari tema ‘Puspawarni Indonesia’ yang ditetapkan Pemkot Surabaya sebagai tema Pawai Bunga Surabaya 2023.

Direktur Investasi Pelindo, Boy Robyanto menyampaikan lukisan mobil hias Pelindo karya pelukis penyandang autisme menjadi pesan simbolis penggugah kesadaran.

Bahwa keanekaragaman umat manusia yang dianugerahkan Tuhan YME bukan hanya ragam suku dan ras, tetapi juga kondisi fisik, termasuk disabilitas.

“Sehingga semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama, seperti di keluarga besar pegawai Pelindo ada beragam suku, budaya, agama, dan kondisi fisik,” ungkap Boy Robyanto, di tengah acara.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan hal senada. Pemerintah Kota Surabaya sudah berkomitmen untuk memberikan keseimbangan dan hak yang sama kepada warga kota, termasuk penyadang disabilitas.

Mewah mobil hias Pelindo

Bahkan Wali Kota yang kebetulan berulang tahun pada hari pelaksanaan pawai bunga Surabaya tersebut, sebelumnya telah mengarahkan perekrutan 140 disabilitas di lingkungan Perangkat Daerah Pemkot Surabaya.

“Pesan keberagaman suku, ras, budaya, hingga perhatian pada disabilitas yang dibawa mobil hias Pelindo menjadi kado ulang tahun yang indah bagi warga Kota Surabaya,” ujar Cak Eri panggilan akrab Wali Kota Surabaya.

“Saya juga senang bisa bertemu langsung dengan pegawai Pelindo yang keturunan Tionghoa, Papua, Muslim, hingga juga yang disabilitas. Kota Surabaya dan Pelindo telah menunjukkan keberagaman bisa diwujudkan dengan kebersamaan, ini salah satu wujud Surabaya Hebat,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, usai menerima lukisan.

Pemerhati pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya, Dr. Martadi, pada kesempatan terpisah, menanggapi bahwa kebhinekaan tidak melihat status, ras, suku, atau bangsa.

Kebhinekaan yang hakiki tentang penghargaan akan perbedaan dan kesetaraan untuk memuliakan umat manusia.

“Pesan kesetaraan disabilitas yang diusung mobil hias Pelindo sangat luar biasa. Karena Surabaya Vaganza merupakan momen ekspresi dan wahana yang mewadahi potensi semua warga Surabaya,” ujarnya.

“Sekaligus membangun kesadaran bahwa semua anak adalah istimewa, termasuk yang disabilitas,” pungkasnya dan berharap Surabaya menjadi kota rumah kita semua, rumah bagi umat manusia.

Miliaran Omset UKM Bunga
Pawai Bunga dan Budaya Surabaya yang dihelat Pemkot Surabaya juga menggelorakan manfaat ekonomi untuk Usaha Kecil dan Menengah pada bisnis bunga. Mulai dari petani, pemasok bunga segar, florist (toko dan perangkai bunga), jasa hias karnaval, hingga transportasi pengangkutan.

Tidak hanya di Surabaya, tetapi juga berbagai daerah di Indonesia. Maria Andayani, dari Dewi Sri Florist, salah satu vendor mobil hias ketika ditemui sebelum pawai, mengaku mendatangkan ribuan ikat bunga.

Di antaranya bunga marigold (Calendula officinalis) dari Batu dan Bali, aster (Aster amellus) dan krisan putih fiji (Chrysanthemum sp.) dari Cipanas, Batu, dan Ambarawa.

Selain itu juga ada bunga semi-impor yang belum banyak ditangkarkan di Indonesia, seperti bunga bakung macan (Lilium lancifolium), casablanca lili (Lillium candidum), dan gerbera (Barberton daisy).

“Setiap mobil hias ukuran kecil saja nilai pekerjaan hiasnya bisa mencapai Rp 75 juta per mobil. Belum mobil truk besar sepanjang 12 meter bisa mencapai Rp 200 juta lebih,”terangnya.

“Bahkan desain yang blok atau full bunga biaya rangkainya bisa dua kali lipat. Maka omset ratusan miliaran rupiah sangat mungkin dirasakan para UKM bunga dari acara Pawai Bunga Surabaya ini,” katanya lagi.

Tentang Pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang juga dikenal dengan Pelindo adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pelindo mengelola pelabuhan yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia.

Pelindo menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan yang memiliki peran kunci guna menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut.

Dengan tersedianya prasarana transportasi laut yang memadai, Pelindo mampu menggerakkan serta mendorong kegiatan ekonomi negara dan masyarakat. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *