Sejumlah 900 mahasiswa PCU (Petra Christian University) dari berbagai program studi yang tergabung dalam kelas Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan terjun langsung mengajar mengenai keragaman di Indonesia pada para siswa di 195 kelas Sekolah Dasar di Surabaya.
“Hayo, ada yang tahu gak apa itu Suku Jawa? Kakak di sini mau cerita sedikit ya. Nanti kita juga mau keliling di beberapa daerah menggunakan Google Earth ya. Seru kok, yuk dengerin kakak dulu ya,” pinta salah satu mahasiswa.
Begitulah gambaran suasana yang terjadi saat para mahasiswa PCU mengajar ke berbagai SD di Surabaya termasuk yang marginal.
“Kami bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Sejahtera Barokah (YISB). Dari 23 kelas Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) maka terbentuklah 195 kelompok mahasiswa yang mengajar di 195 kelas SD di Surabaya,” jelas Dr. Linda Bustan, M.Div., selaku Ketua Departemen Mata kuliah Umum (DMU) PCU.
“Totalnya mencapai 900 mahasiswa mengajar mengenai keragaman yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Tiap kelompok mahasiswa yang mengajar terdiri dari empat sampai enam mahasiswa.
Setiap kelompok mengajar sejak 2 Mei yang lalu bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional hingga 27 Mei 2023. Mereka mengajarkan tentang budaya, Suku Bangsa, Bahasa, Makanan, Adat Istiadat, Legenda dan lain-lain.
Setiap harinya mereka mengajar sekitar satu hingga satu jam setengah lamanya di setiap sekolah baik itu siswa kelas 1 hingga kelas 6. Di antaranya SD Tanwir (Asem Rowo), SD Putra Wijaya (Wonokromo), SD Anugrah Surabaya “Islamic School” (Simorejo), MI Nurul Huda (Lakarsantri), SD Kristen Bethel (Simokerto), SD Islam Al Furqaan (Wonokromo), MI Mutiara Bunda (Kenjeran), MIS Minu Miftahul Ulum (Asemrowo), SD Dapuan (Krembangan Utara), MIS Al Azhar (Tambak Sari), dan masih banyak lagi lainnya.
Mahasiswa menggunakan google earth, sebagai alat pembelajarannya kemudian diselingi dengan kuis, storytelling, hingga menggambar yang dilakukan secara kreatif.
Para mahasiswa PCU ini jugs belajar, berinovasi, keadilan, mufakat tiap kelompoknya, untuk memberikan yang terbaik pada siswa-siswi SD ini.
“Kelas ini memang dijalankan berbasis proyek. Diharapkan para mahasiswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kerja kelompok dan melakukan kegiatan di masyarakat. Sebab pembelajaran kami menggunakan case-method dan team-based project learning, ungkap Linda.
Salah satunya kelompok mahasiswa yang mengajar di MIS Minu Miftahul Ulum, menceritakan kisahnya.
Kelompok yang diketuai oleh Shanny Tandjung ini bersama lima temannya mengajar di kelas 5A. Mereka membawa para siswa SD ini belajar keliling Indonesia dengan menggunakan konsep “pesawat”.
“Selain kami menyiapkan hadiah snack untuk para siswa-siswinya, kami juga menyiapkan penampilan yang menarik berupa headband hewan yang dipakai saat mengajar agak siswanya tertarik,” ujarnya.
“Menggunakan Google Earth, perjalanan dimulai dari Surabaya kemudian ke Lombok, Sumatra, Pulau Jawa lalu berakhir di pulau Sulawesi. Semuanya berperan ada yang menjadi pilot dan pramugari serta pramugara,” tutup Shanny. (Red)