Kukuhkan Enam Guru Besar, Rektor Unair Tekankan Pentingnya Kontribusi Pendidikan

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Mohammad Nasih, SE MT Ak kembali mengukuhkan enam guru besar baru, di Aula Garuda Mukti Unair Kampus C, Rabu (10/5/23).

Dengan bertambahnya guru besar, ia berharap mampu mendukung atmosfer pendidikan di lingkungan kampus. Serta menjadikan UNAIR sebagai perguruan tinggi yang komprehensif.

Dalam pidatonya, Prof Nasih menyampaikan selamat atas pengukuhan keenam Guru Besar tersebut.

Mereka adalah Prof Dr Noorlailie Soewarno SE MBA Ak, Prof Dr Wasiaturrahma SE MSi, Prof Rossanto Dwi Handoyo SE MSi PhD, Prof Dr Agung Sosiawan drg MKes, Prof Dr Dra Indrianawati Usman MSc, dan Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi.

“Perguruan tinggi yang komprehensif, tidak hanya bagus dan execellence di bidang pembelajaran. Tetapi juga bagus di bidang riset dan pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, menjadi guru besar tentu akan semakin besar amanahnya. Terutama perihal pengembangan komunitas pendidikan di berbagai lini.

Jabatan guru besar, kerap dianggap sebagai insan terdidik yang mampu menjadi sumber rujukan bagi kajian ilmu tertentu. Maka, menurutnya, seorang pendidik harus memegang teguh tanggung jawab tersebut.

“Dengan jabatan guru besar ada kewenangan-kewenangan tertentu yang sudah dipegang. Termasuk di dalamnya melakukan riset, bimbingan, dan pengujian terhadap calon-calon akademia,” tambahnya.

Ia juga menekankan perihal pengembangan teknologi di dunia, yang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan. Karena peran pendidik, memiliki kontribusi besar dan linear dengan perkembangan dunia.

Apalagi, ilmu pengetahuan dapat menjadi dua mata pisau, yakni sisi positif dan negatif. Tidak jarang pengetahuan justru di desain hanya untuk memenuhi kepentingan pemilik modal.

Ia menjelaskan, ilmu pengetahuan tidak jarang digunakan sebagai alat manipulasi. Maka dari itu, masyarakat harus semakin jeli, dengan informasi-informasi yang tersebar di sekitarnya.

“Misalnya pertumbuhan UMKM itu 50 persen bahkan 200 persen. Sementara pertumbuhan Industri besar hanya lima persen. Menilik dari komposisi presentasenya mungkin benar, tapi coba lihat realitas yang sesungguhnya,” ungkapnya.

Prof Nasih juga berharap, agar ide dan gagasan guru besar dapat terealisasi. Sehingga mampu memberikan kebermanfaatan nyata kepada masyarakat. Kelak, masyarakat Indonesia akan bisa menjadi tuan di negerinya sendiri dengan berdikari bahkan dunia.

“Kami berharap dengan kontribusi guru besar baru dapat memberikan alternatif bagaimana agar tata dunia baru ini bisa lebih adil, proporsional, dan ini harus terwujud dengan banyaknya penelitian,” pungkasnya. (Red)