Leiden University Belanda dan Universitas Airlangga Perkuat Kerjasama

Perwakilan Leiden University Belanda, melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (Unair) untuk memperkuat kerjasama antara kedua institusi, kegiatan berlangsung di Ruang AMERTA, Kantor Manajemen, Kampus Unair-C, Senin (8/5/23).

Dihadiri perwakilan 23 delegasi yang berasal dari International Institute for Asian Studies (IIAS), dan Koninklijk Instituut voor Taal Land-en Volkenkunde (KITLV).

Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, SE MT Ak mengungkapkan apresiasi dan terima kasih, atas kolaborasi dan kerjasama kedua institusi, yang telah terjalin selama ini.

“Selama ini, kita telah banyak bekerjasama dalam bidang riset. Semoga ke depannya semakin baik,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Prof Nasih juga memperkenalkan beberapa fasilitas dan terobosan milik Unair.

“Selama ini, Unair banyak berkontribusi dalam berbagai bidang multidisiplin. Dan yang paling terkenal, adalah kontribusi dalam bidang medis,” ungkapnya.

“Unair merupakan institusi yang memiliki kapasitas terbaik dalam spesialisasi bidang penyakit tropis. Serta dikenal sebagai institut pengembangan stem cell. Terakhir kali, Unair berhasil berkontribusi dalam menciptakan Vaksin Merah Putih,” tuturnya.

Sementara itu, President Leiden University Prof Annetje Ottow menyatakan antusiasme pihaknya, bisa kembali terhubung dengan Unair pasca pandemi Covid-19.

“Berinovasi dan terhubung adalah inti nilai yang ditanamkan di Leiden University. Bisa kembalinya terhubung dengan Unair, dapat memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan berskala internasional. Hal ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin, untuk menghadapi berbagai tantangan global yang ada,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak juga menandatangani Memorandum of understanding (MoU) terkait Student Inbound, Student Outbound, Staff Inbound, Staff Outbound, Joint Research, Joint Publication, Joint Conference, dan Joint Project.

Dalam kegiatan itu, juga diperkenalkan International Institute for Asian Studies (IIAS) dan Airlangga Institute for Indian Ocean Crossroads (AIIOC).

Dalam paparannya, Direktur IIAS Dr Phillipe Peycam menjelaskan bahwa IIAS merupakan salah satu program tentang studi perkotaan, yang saat ini bekerjasama dengan Unair.

“Tujannya untuk mempromosikan pendidikan, pembangunan jaringan, serta penyebaran pengetahuan dalam tata letak dan pembuatan kota-kota di Asia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur AIIOC Lina Puryanti PhD menyampaikan, bahwa AIIOC merupakan produk kerja sama antara Unair dan LU, yang melibatkan berbagai multidisiplin keilmuan. Dengan harapan dapat membangkitkan semangat para civitas akademika Unair dalam berinovasi.

“Pasca Covid-19 merupakan ajang momentum baru bagi kita, untuk kembali bangkit. Sudah seharusnya lembaga pendidikan tidak hanya semangat berkompetisi saja,” ujarnya.

“Tetapi juga berkolaborasi mencapai satu visi yang sama. Dan AIIOC lahir sebagai bentuk kolaborasi dari berbagai fakultas dalam mengerjakan suatu proyek,” pungkasnya. (Red)