Desa Pagerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep tercatat sebagai desa pertama yang menikmati pembangkit listrik sistem energi terpusat.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TKEBTKE) mengembangkan sistem hibrid PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang dikombinasikan dengan sistem pembangkit lainnya, seperti pemanfaatan tenaga angin.
Contoh pembangkit listrik terbarukan yakni, tenaga air, panas bumi, biomassa, tenaga surya, tenaga angin, panas laut, ombak, dan pasang surut air.
Sedangkan di Pagerungan Kecil menggunakan tenaga surya, tenaga angin.
Kepala Desa Kades Pagerungan Kecil Halilurahman mengatakan, pembangkit listrik terbarukan yang ada, cukup menjangkau pelayanan umum kepada masyarakat.
“Kami bersyukur, dengan adanya pembangkit listrik terbarukan ini, setidaknya dapat menjangkau pelayanan umum, seperti pelayanan kesehatan, kantor pemerintah desa, dan beberapa lembaga pendidikan pada saat ujian berbasis komputer,” katanya, Senin (08/05/2023).
Ia menjelaskan, bahwa realisasi program tersebut merupakan perhatian khusus Pertamina Foundation, PT Alana Green Electric kepada warga Desa Pagerungan Kecil.
Pertamina Foundation merealisasikan atas pengajuan dari PT Alana Green Electric pada program corporate social responsibility (CSR) berupa hybrid sistem PLTB dan PLTS terpusat untuk meningkatkan akses listrik daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dengan monitoring sistem.
“Besar sekali dampak yang kami rasakan, karena pelayanan penting di tengah masyarakat dapat teratasi. Maka dari itu kami sampaikan terima kasih yang luar biasa kepada Pertamina Foundation dan PT Alana Green Electric,” ujar Halilurrahman.
Adanya pembangkit listrik terbarukan, Halilurrahman berharap tetap menunggu peran PLN, guna memenuhi kebutuhan listrik ribuan warga Pagerungan Kecil.
Sementara salah satu tokoh masyarakat Pagerungan Kecil, Basit, mengatakan keberadaan pembangkit listrik terbarukan mampu mengantarkan Pagerungan Kecil dengan pelayanan cepat.
“Alhamdulillah sekarang saya lihat tinggal tekan tombol maka pelayanan administrasi di desa bisa diproses, termasuk di Puskesmas Pembatu (Pustu) sudah terang lampunya dan bisa menghidupkan kipas angin, semoga bisa menambah kenyamanan masyarakat sambil menunggu PLN menerangi pulau kami,” tutur Basit. (Red)