Kecamatan Bulak Surabaya menggelar sarasehan dan sharing session #2 bertema ‘Sejarah Wilayah Bulak & Potensi Menuju Kawasan Wisata Unggulan Kota Surabaya’, di Sentra Ikan Bulak (SIK), Jumat (5/5/23) malam.
Kegiatan yang diinisiasi oleh pemuda Bulak tersebut, menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, serta pejabat dan staf yang pertama kali menjabat di Kecamatan Bulak.
Menurut Zain, Ketua Pemuda Bulak, kegiatan ini bertujuan mengupas tuntas terkait sejarah dan napak tilas Kecamatan Bulak.
“Sehingga, kami sebagai generasi muda yang lahir dan besar di kawasan ini jadi tahu, kenapa dinamakan Kecamatan Bulak. Ini juga terkait dengan potensi wisata pesisir di kawasan ini,” ujarnya.
“Alhamdulillah, Pak Camat Bulak Bambang Udi Ukoro, menyambut baik kegiatan ini. Bahkan membantu menelusuri sejarah berdirinya Kecamatan Bulak, yang dulu merupakan pecahan dari Kecamatan Kenjeran,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan empat orang narasumber, yakni tokoh masyarakat setempat, H. Muslimin, Abah Yusuf dan Abah Mahali, yang banyak bercerita tentang sejarah kawasan pesisir tersebut.
Mulai dari masih di bawah Kecamatan Sukolilo, kemudian masuk dalam Kecamatan Kenjeran. Hingga terpecah menjadi Kecamatan Bulak, yang berdiri sendiri.
Narasumber terakhir adalah Ketua Paguyuban Cak & Ning Surabaya Sereza Buana yang bicara mengenai besarnya potensi wisata pesisir di Kecamatan Bulak.
Sementara itu, Camat Bulak Bambang Udi Ukoro sangat mengapresiasi kegiatan ini.
“Ini adalah kegiatan yang digelar adik-adik generasi muda di Bulak. Berupa diskusi interaktif, serta penyampaian informasi sejarah terkait Kecamatan Bulak,” ujar Bambang.
“Alhamdulillah, telah ditemukan dan disepakati bersama, bahwa Kecamatan Bulak itu lahir atau berdiri pada 5 Mei 2001. Ini berdasarkan Perda no 5 tahun 2001, yang menyatakan bahwa Kecamatan Bulak ada pertama kalinya. Dan almarhum pak Haris, dilantik sebagai Camat Bulak pertama pada 6 Juni 2001,” tambahnya.
“Dan bertepatan malam ini, merupakan hari ulang tahun atau hari jadi Kecamatan Bulak ke-22,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan potong tumpeng dan doa bersama. (Red)