Yayasan Bakti Persatuan kembali menyalurkan paket bantuan sembako untuk masyarakat yang membutuhkan. Kali ini, sebanyak 1000 paket sembako didistribusikan melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan Ketua Dewan Pembina Yayasan Bakti Persatuan Alim Markus dan Ketua Yayasan Bakti Persatuan Hermawan Santoso, kepada Ketua Umum MUI Jatim KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah.
Penyerahan dilakukan disela kegiatan Konsolidasi Organisasi untuk Penguatan Industri Halal Tahun 2023 MUI Jatim, di Hotel Bumi Surabaya, Minggu (9/4/23).
Menurut Hermawan Santoso, Yayasan Bakti Persatuan bersama PERPIT Jatim dan PMTS kembali memberikan bantuan paket sembako untuk warga pra sejahtera.
“Ini adalah kegiatan rutin yang kami gelar setiap tahun saat bulan suci Ramadan. Distribusinya melalui berbagai pihak, seperti hari ini melalui MUI Jatim,” terang Hermawan Santoso.
“Sebelumnya sudah melalui PW NU Jatim, PW Muhammadiyah Jatim, Masjid Cheng Hoo. Kemudian melalui Kodam V Brawijaya, dan Pemkot Surabaya. Hingga distribusinya bisa merata untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan,” imbuh Hermawan Santoso didampingi H. Abdullah Nurawi Ketua YHMCHI, Chandra Wurianto Woo Wakil Ketua PMTS, Rasmono Sudarjo, Sutrisno Alim, Mingkie, Budhi Tanuwijaya, Oei Tjing Yen Sekretaris PITI Surabaya, dan Dwi Ken.
Dalam kesempatan yang sama, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah menyatakan akan mendistribusikan paket bantuan ini melalui MUI kabupaten/kota. “Agar tepat sasaran dan bisa terdistribusi secara merata,” ungkapnya.
Kegiatan Konsolidasi Organisasi untuk Penguatan Industri Halal Tahun 2023 MUI Jatim, dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Dalam paparannya, Khofifah menegaskan, bahwa tak ada kaitan antara sebuah industri halal dengan mayoritas agama penduduk di suatu negara.
“Saat ini, negara yang menguasai industri halal di sektor makanan dan minuman justru Thailand. Untuk itu, Pemprov Jatim menargetkan adanya 139 RPH halal hingga akhir tahun ini. Karena adanya industri halal, akan berpotensi mendorong perekonomian nasional dan provinsi,” ujarnya.
“Kami ingin pasar impor di luar negeri, bisa terkoneksi dengan RPH halal di Jatim. Sebab, saya pernah bertemu tiga importir dari Saudi Arabia, mereka berharap sekali bahwa akan ada supply ayam potong dari Jatim. Kita punya ayam potong yang luar biasa,” ucapnya.
Sementara itu, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah menyebut, bahwa faktor tumbuhnya industri halal sangat dipengaruhi adanya Rumah Potong Hewan (RPH) halal.
“Saat ini baru ada 55 RPH halal di Jawa Timur. Untuk itu, MUI Jatim berkomitmen akan melakukan pendampingan industri makanan halal ini, hingga tahun 2024 mendatang. Serta siap membantu program Pemprov Jatim dalam ekspor makanan ke luar negeri,” pungkasnya. (Red)