Abang Intim “Ayo Bangkit Peduli Anak Yatim” Program Sosial Kecamatan Bulak Bersama SDN Bulak Rukem 1 Surabaya

Kecamatan Bulak bersama SDN Bulak Rukem 1 menggelar program aksi mulia yang diberi nama ‘Abang Intim’, kepanjangan dari ‘Ayo Bangkit Peduli Anak Yatim’. Kegiatan dilaksanakan pukul 9 pagi, pada 2 Maret 2023 di SDN Bulak Rukem 1 Surabaya.

Acara diawali dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan sambutan. Selanjutnya, anak anak yatim piatu menerima santunan uang dari Camat Bulak Bambang Udi Ukoro dan bingkisan dari pihak sekolah.

Camat Bulak Bambang Udi Ukoro mengatakan Abang Intim atau “Ayo Bangkit Peduli Anak Yatim” adalah program baru Kecamatan Bulak bekerjasama dengan Kepala Sekolah dan para Guru SDN Bulak Rukem 1 Surabaya.

“Kegiatan ini berawal dari kepedulian Kepala Sekolah dan para Guru SDN Bulak Rukem 1 kepada anak yatim piatu di lingkungan sekolah yang dilakukan secara periodik,” jelas Bambang.

Kepedulian para guru ini sebagai akhlak terpuji yang patut ditiru. “Program ini akan kami tularkan kepada sekolah sekolah yang lain, agar bisa menjadi budaya,” harap Bambang.

Suwarti Kepala SDN Bulak Rukem 1 Surabaya mengatakan kegiatan santunan diberikan setiap bulan tapi perjenjang.

“Pada bulan Januari untuk kelas 1,2, Februari untuk kelas 3,4, dan Maret ini untuk kelas 5,6. Dana yang kami himpun awalnya dari para guru. Kemudian para siswa juga menyisihkan sebagian uang saku setiap hari Jumat. Saya mengajak para guru menyisihkan sedikit rejekinya untuk peduli kepada anak yatim piatu atau istimewa,” jelasnya.

Santunan dilakukan para guru sejak sebelum pandemi, hingga pandemi dan lanjut sampai sekarang, terang Suwarti, sebagai bentuk kepedulian sekaligus penyemangat anak anak yatim piatu, agar merasa sama atau sejajar dengan teman temannya yang lain.

“Pada kegiatan kali ini kita mengundang Bapak Camat, hingga tercetus program ‘Abang Intim’ yang diawali dari SDN Bulak Rukem 1, dan nantinya akan disebarkan ke sekolah lain,” tutur Suwarti yang berharap kegiatan sosial ini terus berjalan, sebagai bentuk kepedulian kepada anak yatim.

Anak anak yatim piatu maupun dari keluarga dhuafa sebelumnya telah disurvei para guru. “Jadi untuk anak yatim piatu, hanya menunjukkan surat kematian orangtua. Sedangkan anak dhuafa, pihak guru langsung datang melihat kesehariannya,” imbuhnya.

Dua bulan lagi akan purna tugas, Suwarti meminta anak didiknya terus semangat belajar dan manfaatkan fasilitas yang ada.

“Jangan patah semangat, belajar tidak hanya dari akademik, tapi juga non akademik. Manfaatkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah,” pintanya. (Red)