SMKN 1 Sudimoro menggelar Rembug Budaya dialog kebudayaan menggali esensi seni budaya langen tayub Sudimoro.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke-278 Kabupaten Pacitan yang dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) dan Kepala sekolah SMA/SMK, SMP/Mts, Kades se-Kecamatan Sudimoro.
Kepala Sekolah SMKN 1 Sudimoro Indra Prastowo mengatakan kesenian langen tayub merupakan budaya yang merakyat di wilayah
paling timur Pacitan. Seni beksan kerap dijumpai dalam berbagai kegiatan dan acara.
“Sebagai lembaga pendidikan kami mencoba memasukan kesenian tersebut melalui kurikulum Merdeka Belajar, tentu dengan versi kekinian,” katanya.
Melalui pelajaran langen tayub di sekolah, para siswa akan mendapatkan pemahaman tentang kesenian tayub.
Para siswa tidak hanya tahu bagaimana menari dengan baik dan benar namun, juga tahu esensinya.
Menghilangkan stigma dari budaya adiluhung ini dengan memahami kesenian tayub secara utuh.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan kesenian langen tayub, yang ada seni tayub itu disalahgunakan.
Menurut Mas Aji baik dan tidaknya sebuah produk tergantung bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan. Serupa, kesenian Tayub akan berkonotasi baik jika diterapkan dengan baik begitu juga sebaliknya.
Mas Aji mengapresiasi langkah SMKN 1 Sudimoro dalam melestarikan dan memperkenalkan seni langen beksa kepada anak-anak milenial dengan memberikan piagam penghargaan.
Rembug Budaya diawali dengan menari tayub dibawakan 278 siswa dan guru SMKN 1 Sudimoro. Mas Aji pun menerima sampur untuk menari langen tayub bersama undangan
lainya. (Red)