Malam Imlek 2574/2023, banyak hiburan yang bisa dinikmati warga Surabaya, mulai hotel, restoran, mall, hingga Alun Alun Kota maupun Kya Kya.

Seperti di Alun Alun Surabaya digelar atraksi barongsai dan Tarian Naga yang dibawakan Sasana Lima Naga Surabaya, tepat pukul 3 hingga jam 5 sore, pada 21 Januari 2023.

Dewan Pembina Sasana Lima Naga Chriswanto Agus Haryono menyampaikan sebanyak 20 personil diterjunkan dalam atraksi ini.

“Ada 4 barongsai dan 1 liang liong yang beratraksi menghibur warga Surabaya di Alun Alun,” jelas Chriswanto yang mengatakan hingga Februari mendatang, jadwal manggung Lima Naga sangatlah padat.

Masih penjelasan Chriswanto pemain barongsai Lima Naga adalah atlet. “Mereka mengikuti kejuaraan Barongsai tingkat daerah dan nasional.”

Chandra Wurianto Woo di antara atlet Barongsai Jatim

“Baru-baru ini, Lima Naga menjuarai kejuaraan Barongsai Disway. Atlet Lima Naga tak hanya mahir memainkan barongsai tapi juga bisa Wushu dan Kungfu,” imbuh Chriswanto.

Sasana Lima Naga dibawah FOBI Jatim diketuai Chandra Wurianto Woo yang sukses membina barongsai di Jatim. Chandra Wurianto Woo bersama Dahlan Iskan mempelopori kejuaraan Barongsai tingkat dunia.

Adapun atraksi budaya yang ditampilkan oleh Pemkot Surabaya di antaranya; Barongsai dan Tari Naga di tengah Alun Alun, pada 21 Januari 2023. Kemudian, Musik Angklung pukul 3 sore di Plaza Timur Alun Alun, 28 Januari 2023. Srimulat di Gedung Balai Budaya, 29 Januari 2023.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, mengatakan berbagai penampilan seni dan budaya bisa dinikmati masyarakat secara gratis.

Pertunjukan barongsai dan tari naga untuk menyambut Imlek, jelas Wiwiek.

Sementara itu, di beberapa ruas jalan Kota Surabaya dihias pernah pernik Imlek juga Shio Kelinci Air. Bagi warga Tionghoa, kelinci merupakan simbol umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa. Tahun 2023 sebagai tahun harapan.

Sasana Lima Naga
Sasana Wushu Lima Naga Surabaya didirikan pada 1 Mei 1994, oleh Chriswanto Agus Haryono atau akrab di sapa Hua Ying.

Nama Lima Naga diambil dari 5 unsur elemen; air, api, kayu, logam, tanah dan mata angin; utara, selatan, barat, timur, serta tengah.

Mengambil istilah naga karena binatang sempurna yang memiliki kekuatan dan lambang ksatria. Pada zaman kerajaan yang boleh memakai jubah bergambar naga hanyalah kaisar.

Naga merupakan gabungan kepala kerbau, badan ular, sisik ikan, tanduk menjangan, taring harimau, cakar elang, dan kumis lele.

Sejak pertama kali berdiri, hingga sekarang, Lima Naga menorehkan banyak prestasi baik Barongsai, Liang Liong, Wushu Daolu, maupun Wushu Sanshou tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Saat berdirinya Lima Naga, Hua Ying didukung oleh 5 adik seperguruan pertama dan 5 adik seperguruan berikutnya, yang semuanya pernah berlatih kungfu di Kelenteng Kampung Dukuh.

Latihan pertama, Lima Naga menyewa tempat bangsal di lapangan olah raga SMPK Stella Maris.

Kemudian ditampung oleh yayasan KSHK hingga bertahun tahun. Saat ini Lima Naga didukung oleh Yayasan Senopati Surabaya diketuai Chandra Wurianto. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *