Setelah meluncurkan role model agrowisata di Desa Latukan, mendukung petani Pisang Cavendish di Paciran, kini Lamongan kembali memberikan dukungan kepada petani melon yang menggunakan metode tanam hidroponik di greenhouse, Desa Lawak Kecamatan Ngimbang.

Hasil panen melon ini pun mampu menembus pasar internasional yakni Negera Sakura Jepang.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi meninjau 36 greenhouse milik Toni dan memberikan dukungan penuh atas inovasi masyarakat Lamongan dalam bertanam buah premium yang memiliki prospek tinggi di pasaran.

“Pemerintah Kabupaten Lamongan akan selalu mendukung kegiatan pertanian. Karena itu akan membawa dampak positif bagi sumber daya manusia dan tentunya perekonomian. Terlebih kali ini inovasinya luar biasa menanam melon secara hidroponik di greenhouse,” tutur Bupati Lamongan, dikutip dari rilis Diskominfo Lamongan, Kamis (23/11/2022).

Toni mengatakan usahanya sudah mempunyai ikatan kontrak dengan sebuah perusahaan asing, kerjasama tersebut berskala industrial di kancah internasional.

“Pemasarannya sudah dilakukan kontrak, kita punya peluang besar di Jepang apalagi saat musim dingin,” kata Toni.

Secara rinci, Toni juga menjelaskan proses penanaman melon jenis Inthanon yang hanya membutuhkan waktu 70 hari hingga masa panen.

“Untuk menuju panen kita membutuhkan waktu 70 hari saja. Kalau sistem tanam industri itu harus berkesinambungan, yakni seminggu sekali harus ada yang dipanen. Jadi sudah ada jadwal setiap greenhousenya,” jelasnya.

Menghasilkan 1.400 biji melon/greenhouse, perawatan melon dipastikan harus memenuhi permintaan client, dengan patokan berat buah tidak boleh lebih dari 1,2 Kg. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *