Wali Kota Eri Cahyadi membuka kembali Kya Kya Kembang Jepun Surabaya yang sempat ramai dengan sajian kuliner dan tampilan budaya Tionghoa yang diresmikan pada 31 Mei 2003. Kemudian tutup dan menjadi jalan biasa.

Tepat pukul 7 malam, pada 10 September 2022, pembukaan Kya Kya ditandai dengan menabuh tambur oleh Wali Kota Surabaya, Forkopimda, DPRD Surabaya, dan tokoh masyarakat Tionghoa Surabaya.

Ribuan warga Surabaya pun antusias menyambut dan memeriahkan pembukaan wisata pecinan tersebut, karena ingin menikmati suasana maupun kuliner yang disajikan juga swafoto di depan mural.

Wali Kota Eri Cahyadi berharap Kya Kya tidak akan mati suri lagi, sehingga menjadi wisata malam bagi warga maupun wisatawan. Eri mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembukaan Kya Kya.

“Acara hari ini acara bulan purnama ternyata bulannya sangat indah, ini berarti Kya Kya Surabaya tidak pernah mati suri lagi. Surabaya ini kota yang luar biasa. Bukan hanya mall, tetapi budaya areknya yang luar biasa. Surabaya kota toleransi, dan banyak budayanya. Seperti di kampung pecinan yang ada di Kota Surabaya ini,” ujar Eri yang juga mengatakan akan menyelesaikan wisata Ampel.

Ada Tunjungan Romansa yang tidak pernah sepi pada Jumat, Sabtu dan Minggu. Warga Surabaya pun banyak pilihan wisata, yakni Susur Sungai Kalimas yang akan ditambah spot pada akhir tahun ini. “Sekarang Kampung Pecinan Kembang Jepun yang pertama dibuka terdapat 60 stan dan 30 UMKM lokal. Ekonomi Surabaya bergerak bersama stakeholder,” imbuh Eri.

“Nanti ada Romokalisari Adventure yang terdapat jet ski. Surabaya kota luar biasa yang bisa dimanfaatkan asetnya untuk wisata menarik. Tidak perlu jauh berwisata, cukup di Surabaya saja,” pintanya.

Malam itu, CSR BRI menyerahkan bantuan pengembangan kawasan Kya Kya Surabaya sebesar Rp 326 juta kepada Pemkot Surabaya yang diterima secara simbolis oleh Eri Cahyadi.

Dalam acara, doa dipimpin oleh Ustad Hariono Ong Takmir Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Kemudian hiburan ada tarian dari Wijaya Kusuma dan grup musik Kemuning. Little Sun School sekolah tiga bahasa turut menampilkan Wushu dan fashion show. FOBI Surabaya menghadirkan 12 barongsai dan 2 liang liong.

Serta becak untuk keliling kampung Pecinan yang ditumpangi Wali Kota bersama Forkopimda. Rombongan berhenti dan mampir ke Kelenteng Coklat dan Rumah Abu Han melihat berbagai peninggalan sejarah warga Tionghoa di masa lalu.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah yang naik panggung bersama anggota DPRD lainnya berharap Kya Kya tetap semarak di Surabaya.

Demikian pula, Chandra Wurianto Woo Ketua Yayasan Senopati mengaku sangat senang dengan dibukanya kembali Kya Kya yang lama tertidur.

“Dengan adanya wisata pecinan Kya Kya membantu menghidupkan kembali ekonomi warga sekitar dan UMKM. Rencananya Kya Kya hadir pada Sabtu dan Minggu malam, mungkin stan akan ditambah,” ujar Chandra Wurianto Woo.

Malam itu nampak hadir Dahlan Iskan penggagas Kya Kya, anggota Unimaxx Photo Community diketuai Denny D’Colo, Surabaya Art Society diketuai Rasmono Sudarjo, juga pengurus PSMTI Jatim, warga Tionghoa Surabaya, perwakilan negara sahabat, mahasiswa luar negeri, Asosiasi Pengusaha Cafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) yang mendukung stan kuliner dan sebagainya.

Victor mahasiswa Unair S2 asal Belarusia mengaku sangat senang bisa hadir dalam pembukaan Kya Kya Kembang Jepun. “Saya kagum dengan ragam budaya di Indonesia,” ujarnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *