Usaha kerupuk ikan milik Tumijan dari Desa Bunder, Kecamatan Kabat sempat mengalami kelesuan selama masa pandemi.
Kini secara perlahan berangsur pulih, meskipun belum sepenuhnya seperti sebelum pandemi. Tumijan pemilik UD Surya Jaya ini menceritakan kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat berkunjung.
“Produksinya mulai normal dan keuntungan juga mulai naik, tapi masih belum seperti dulu sebelum pandemi,” tuturnya.
Setiap hari, Tumijan bisa menghabiskan 5-6 kuintal tepung terigu dan puluhan kilogram ikan tengiri untuk memproduksi berbagai bentuk kerupuk ikan. Ada precet, cincin, ulir, dan masih banyak lainnya.
Keuntungan yang didapat rata-rata Rp. 400.000 per hari, atau sekitar Rp.12 juta per bulan, imbuh Tumijan. Sebelum pandemi, keuntungan yang diperoleh hingga dua kali lipatnya, yakni Rp. 800.000 per hari.
“Saat itu pesanan menurun drastis. Pendapatan kami pun ikut terpengaruh,” ujarnya.
Tekstur yang renyah dipadu rasa ikan yang gurih, membuat kerupuk ikan produksi Tumijan banyak diminati masyarakat. Untuk pemasaran, selain wilayah Banyuwangi, krupuk ikan produksinya juga merambah ke sejumlah daerah, seperti Malang, Jember, dan Situbondo.
Tumijan menceritakan, usahanya membuat kerupuk Tengiri dirintis sejak 2014. Saat ini mempekerjakan 33 pekerja dengan memberdayakan ibu rumah tangga di sekitarnya, termasuk para lansia yang masih produktif.
Bupati Ipuk mengapresiasi para pelaku UMKM yang optimis di tengah situasi sulit saat ini. Pemkab terus mendukung pelaku ekonomi arus bawah (UMKM) yang menjadi tonggak pemulihan ekonomi daerah.
“UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mensupport dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya,” terang Ipuk di sela program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di Desa Bunder, Kecamatan Kabat. (Red)
