Guna memperingati Hari Donor Darah Sedunia, Universitas Dinamika (Undika) menggelar kegiatan donor darah pada Selasa (14/06).
Kegiatan bertema Your Blood Save Lives ini dibuka untuk umum dan merupakan kolaborasi Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela (UKM KSR) bersama Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya.
Sebanyak 66 peserta yang turut terlibat dalam kegiatan ini, baik dari internal Civitas Akademika Undika maupun masyarakat sekitar.
“Sangat senang ya tentunya, karena setelah pandemi ini merupakan kegiatan donor darah pertama yang dilakukan secara offline di kampus,” ungkap Randy Septian selaku Ketua Pelaksana.
Randy yang juga anggota UKM KSR menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan proker donor darah kedua yang sudah dilakukan bersama Unit Transfusi Darah PMI Kota Surabaya.
Meskipun banyak mahasiswa yang terlihat antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan donor darah ini, namun tidak sedikit pula mahasiswa yang masih ragu karena takut.
“Kebanyakan pengen ikut tapi masih takut untuk mencoba,” terang mahasiswa D3 Prodi Sistem Informasi ini.
Randy berharap ke depannya UKM KSR bisa mengadakan seminar tentang donor darah agar para mahasiswa tidak perlu takut lagi untuk berpartisipasi.
Bahkan untuk melawan stereotype menakutkan dari kegiatan donor darah, UKM KSR bersama Public Relations Undika pun juga melaunching stiker aplikasi WhatsApp dan juga GIF Instagram terkait donor darah dengan menampilkan mascot Dina dan Miko.
“Yang terpenting, teman-teman mengikuti syarat yang diberikan oleh PMI maka semua aman dan pasti sehat karena donor darah ini banyak sekali manfaatnya,” tegasnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dr Vici Adysti yang betugas dalam kegiatan donor darah di Undika ini.
“Jadi kalau mau mendonorkan darahnya itu memang seseorang harus dalam keadaan sehat, tidak boleh ada keluhan batuk, panas dan pilek walaupun hanya sedikit, harus tidur cukup dan berat badan minimal 48kg untuk bisa dikatakan aman,” tuturnya.
Dr. Vici mengungkapkan beberapa peserta yang gagal mendonorkan darahnya hari ini kebanyakan dikarenakan kurang tidur dan sedang dalam masa menstruasi.
“Jika perempuan, diusahakan harus H+3 setelah masa menstruasi selesai,” terang dokter berusia 30 tahun ini.
Dalam kesempatan ini ia pun berpesan agar masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya. “Ya tetap saja mendonorkan darahnya karena setetes darah kita bisa menyelamatkan kehidupan orang lain juga,” pungkasnya. (Red)