Daun Kelor asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diminati pasar China, karena memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding daerah lain di tanah air.

Bahkan daun kelor Sumenep tersebut memiliki kadar protein mencapai 45 dibanding wilayah lain yang hanya 23 hingga 26 saja, hal itu diungkap Heri Siswanto Direktur PT Sumekar Bangun Persada yang sudah mengekspornya ke beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Seperti ke Jerman, Korea, Thailand, dan China.

PT Sumekar Bangun Persada melakukan ekspor perdana daun kelor kering satu kontainer ke China dilepas Bupati Sumenep Achmad Fauzi, di Balai Desa Batang-batang Laok, Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, (7/5/22).

Pelepasan ditandai dengan pengguntingan pita dan memecahkan kendi di depan kontainer. “Kami sangat bangga dan mengapresiasi usaha UMKM di Kabupaten Sumenep mulai bangkit kembali setelah pandemi Covid-19 merendah. Semoga ekspor ini terus berkembang di masa mendatang,” harap Bupati Sumenep.

Bupati berharap pengusaha lain terinspirasi dengan ekspor daun kelor ini sehingga bisa mengembangkan jaringan pemasaran komoditas pertanian Sumenep ke negara lain. Demikian pula masyarakat semakin giat membudidayakan daun kelor untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun pasar dunia.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep Chainur Rasyid, menerangkan, PT Sumekar Bangun Persada mengekspor komoditas daun kelor dengan kontrak 200 ton selama 1 tahun.

Ekspor daun kelor 200 ton dengan perusahaan di Jakarta dilakukan beberapa tahap. Pada tahap pertama ini sebanyak 22 ton. Tahap kedua sebanyak 66 ton dan tahap berikutnya sebanyak 100 ton.

“Sedangkan sisa ekspor daun kelor diselesaikan pada tahun 2023 mendatang sesuai dengan kontraknya,” tambah Chainur Rasyid.

PT. Sumekar Bangun Persada melakukan ekspor langsung ke China tanpa melalui pihak lain dengan bukti Pemberitahuan Ekspor Barang atas nama perusahaan yang bersangkutan.

“Perusahaan lokal Kabupaten Sumenep ini membuktikan bisa menembus pasar ekspor dan menjadi momentum kebangkitan perekonomian daerah, setelah selama 2 tahun terakhir terpuruk akibat pandemi,” ujar Chainur Rasyid.

Daun kelor kering yang diekspor ke China, mayoritas diambil dari wilayah Kabupaten Sumenep.

“Kualitas daun kelor dari Kecamatan Ambunten, Dasuk, Batuputih, Dongkek, Bluto, dan Talango paling bagus dari bukti uji laboratorium yang kita lakukan. Daun kelor tersebut untuk kebutuhan farmasi, kosmetik, dan sebagainya,” tutup Heri Siswanto. (Red)