Festival Ngopi Kebangsaan menyuguhkan kekayaan budaya dari berbagai suku dan etnis yang tinggal di bumi Blambangan selama bertahun-tahun.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati Sugirah hadir bareng dalam Festival Ngopi Kebangsaan di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, pada Sabtu (4/6/2022) kemarin.

“Keragaman suku, etnis dan budaya di Banyuwangi ini harus dirajut secara harmonis. Festival Ngopi Kebangsaan ini, bisa menjadi salah satu cara untuk merajut harmoni itu,” ungkap Ipuk

Ia berharap dengan festival ini, semakin meningkatkan persatuan dan kerukunan warga Banyuwangi. Sebagaimana yang dulu telah dicontohkan oleh para pahlawan dan pejuang tempo dulu.

“Keragaman suku dan budayanya ini yang membawa Banyuwangi bisa bergerak maju seperti sekarang ini. Bahkan membawa keberkahan bagi daerah ini. Kerukunan semua elemen di sini harus kita jaga terus, semua harus kompak,” tegasnya.

Berbagai etnis dan suku yang tinggal di Banyuwangi hadir di festival tersebut dengan pakaian adatnya masing-masing. Selain suku Osing yang merupakan penduduk asli, juga terdapat berbagai suku lain. Seperti Jawa, Madura, Bali, Mandar-Bugis, Minang sampai etnis Tionghoa dan Arab.

Masing-masing suku dan etnis menyajikan atraksi budaya dan aneka kulinernya, juga ada makanan khas Osing serta kopi-kopi asli Banyuwangi yang menggugah selera. Ditambah pula aneka kuliner dari suku Bugis, Bali, etnis Arab hingga Tionghoa.

“Mudah-mudahan ini bisa memperkuat persatuan sekaligus mendongkrak pembangunan ekonomi masyarakat Banyuwangi,” tambah Wabup Sugirah.

Desa Bulusari dipilih sebagai destinasi wisata kebangsaan, karena memiliki karakter keberagaman etnis. Selain terdapat potensi alam yang melimpah. Seperti aneka kopi dan buah-buahan. Sehingga konsep festival dibuat sebagai pasar Kebangsaan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik M. Lutfi mengatakan festival kali ini tidak sebatas pada kegiatan ini saja. Namun, nantinya akan dibuat menjadi destinasi wisata dalam bentuk Pasar Kebangsaan yang dibuka secara reguler.

“Kami ingin menyatukan semua etnis dengan pasar Kebangsaan. Dan semoga ini bisa dicontoh bahwa Banyuwangi dengan segala perbedaan tetap bersaudara,” pungkas Lutfi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *