Selama dua tahun dunia seni pun turut terpuruk akibat pandemi Covid-19, namun kini mulai bangkit termasuk di Surabaya.
Para seniman yang tergabung dalam Surabaya Art Society yang dikomandoi Rasmono Sudarjo mengawali kegiatan dengan menggelar pameran foto di alun alun bawah tanah Surabaya.
Pameran foto bertema memperingati ‘Hari Jadi Kota Surabaya ke-729 Dibalik Lensa’ bekerjasama dengan Pemkot Surabaya, semula memamerkan 50 foto, kini bertambah menjadi 72 karya foto yang dipamerkan mulai tanggal 1 hingga 19 Juni 2022.
Masyarakat pun antusias melihat karya foto hasil bidikan para fotografer Surabaya ini. Termasuk Novi Basuki pengasuh Rubrik Cheng Yu Harian Disway dan Host Cha Guan Asumsi.co menyempatkan hadir melihat pameran foto di alun alun bawah tanah Surabaya.
“Setelah melihat karya Pak Rasmono dan teman teman fotografer yang menyajikan aktivitas dan kreatifitas masyarakat Surabaya pada perayaan HJKS ke-729, terlepas apapun etnisnya berupa persatuan, kerukunan dan sebagainya untuk kemajuan Kota Surabaya,” ujar Novi Basuki yang memiliki nama Mandarin Wang Xiaoming.
“Kita mesti berterima kasih kepada Pemkot Surabaya yang memberikan ruang untuk teman-teman fotografer dan masyarakat bisa menikmati karya seni yang luar biasa ini,” imbuh Novi Basuki mahasiswa RI asal Situbondo yang mendapatkan beasiswa pendidikan S1-S3 di Tiongkok.
Novi Basuki merupakan lulusan pondok pesantren di Probolinggo, Jawa Timur. Ia adalah penulis buku ‘Ada Apa dengan China’ dan ‘Islam di China Dulu dan Kini’, yang pernah mendapatkan kesempatan mengajar di Tiongkok selama setahun.
Pameran Tunggal Rasmono Sudarjo
Masih dalam rangka memperingati HUT Kota Surabaya, Rasmono Sudarjo juga menggelar pameran tunggal di Hotel DoubleTree by Hilton Surabaya Jl. Tunjungan No. 12 Surabaya.
Menampilkan beragam lukisan baik budaya tradisional hingga kota bersejarah. Seperti yang diungkap Novi Basuki,”Lukisan Pak Rasmono ini menunjukkan wilayah Provinsi Gansu 甘肃省 (Tiongkok Barat) yang terkenal dan bersejarah namanya Kota Dunhuang 敦煌市. Pada masa Dinasti Tang, orang orang dari Persia yang berdagang ke China lewat Gansu dan Dunhuang ini. Jadi sangat terkenal, maka terlihat dalam lukisan ada unta dan padang pasirnya. Luar biasa sekali.”

Setelah melihat lukisan lain yang digambar Rasmono, Novi pun memberikan sedikit ulasan. “Di Jawa Timur kita mengenal Kota Surabaya menuju ke timur naik tol sekitar 2 jam ada Kabupaten Probolinggo yang terkenal dengan keindahan Gunung Bromo.”
Anies Rungkat Sekretaris Komunitas Sosial Masyarakat Tionghoa Surabaya mengucapkan selamat atas Pameran Tunggal menampilkan karya-karya Rasmono Sudarjo.
Demikian pula Denny D’Colo Ketua Unimaxx Photo Community juga mengucapkan selamat dan mengapresiasi kiprah Rasmono Sudarjo sebagai seorang seniman yang tetap eksis memajukan dunia seni di Surabaya.

“Karya lukis Pak Rasmono Sudarjo ini menginspirasi bagi para pelukis dan penikmat seni. Karyanya selalu menceritakan keindahan alam. Banyak kolektor yang tertarik mengoleksi lukisan karya Pak Rasmono,” ujar Denny D’Colo.
Pada kesempatan itu, Rasmono Sudarjo mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah memberi fasilitas Surabaya Art Societ menggelar pameran foto.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada management Hotel DoubleTree yang memberi kesempatan pameran tunggal tanpa batas waktu.
“Jadi pameran di sini secara permanen mungkin setahun. Bagi yang ingin menikmati karya saya bisa datang ke Hotel DoubleTree berfasilitas lengkap sebagai hotel bintang lima plus di Surabaya. Ada restoran di roof top bisa digunakan untuk pesta dengan pandangan 360 derajat melihat keindahan Surabaya dari atas,” terang Rasmono Sudarjo berprofesi sebagai notaris, fotografer dan pelukis. (Red)