Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro bersama RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo mengajak masyarakat waspada terhadap demensia.

Hal itu disosialisasikan melalui program Selamat Pagi (SaPa), sekaligus untuk memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-26 yang diperingati setiap 29 Mei, Rabu (25/05/2022).

Dr. Sadewi Indah Puspitasari, Sp.N spesialis Saraf RSUD Sosodoro Djatikoesoemo mengatakan demensia adalah penyakit pikun yang tidak sewajarnya, merupakan penyakit umum atau penurunan fungsi intelektual yang tidak wajar.

Menurut dr. Sadewi, dimensia ada yang bisa sembuh, dan sebagian besar terkait proses degeneratif/penuaan yang tidak bisa sembuh.

Demensia yang bisa diobati adalah yang disebabkan gangguan metabolik, hipertiroid.

Misalnya gangguan hidrosepalus dimana setelah dioperasi, gejalanya berkurang. Sedangkan macam penyakit demensia pada penyakit alzheimer, demensia vaskular, demensia dengan lewy body, demensia frontotemporal, dan demensia campuran.

dr. Sadewi menjelaskan, demensia dikatakan bisa sembuh jika demensia yang gangguannya jelas dan dapat terobati, karena jelas penyebabnya.

Macam tingkatan demensia yaitu pertama mudah lupa, ke dua gangguan kognitif ringan (sudah lupa tapi aktifitas dasar masih mandiri), ke tiga aktifitas lebih kompleks sudah tidak bisa (seperti ikut kegiatan sosial sudah tidak bisa).

Dan tingkatan atasnya lagi yang lebih berat yaitu gangguan perilaku seperti ngeluyur sendiri, halusinasi, atau gangguan mood.

Jika seseorang mengalami gejala lupa yang tidak wajar segera screening ke pelayanan kesehatan untuk ditangani.

Sedangkan cara mencegah demensia dengan melakukan Latihan, Ulangi, Perhatikan, Asosiasi (LUPA). Dimensia ini tidak hanya bisa diatasi dengan obat tetapi bisa juga melalui terapi juga diperlukan intervensi psikososial.

“Penderita demensia tetap harus dikembalikan ke lingkungannya. Diharapkan agar para usia lanjut ini tetap bisa menjaga kesehatan dengan baik, tetap aktif berinteraksi sesuai kapasitas seperti membaca, menulis, mengobrol, dan kontrol kesehatan rutin supaya tidak timbul penyakit terkait penuaan khususnya demensia,” tutup dr. Saridewi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *