Padukuhan Sanden, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden sebagai sentra pembuatan lemper di Kabupaten Bantul. Lebih dari 20 orang pembuat lemper di padukuhan ini.

Ketika hari masih pagi, nampak kesibukan warga membuat lemper. Baskom berisi olahan ketan yang masih panas untuk memenuhi pesanan dari pembeli.

Lemper menjadi salah satu makanan yang hampir selalu ada dalam setiap hajatan masyarakat jawa, dari kelahiran, khitanan, pernikahan, hingga kematian.

Sejarah mencatat ketenaran Lemper Sanden tidak terlepas dari peran Nyai Pucangsari dan keturunannya dari Mataram yang menetap di daerah Pucanganom, Murtigading, Sanden.

Lemper Sanden terakhir dibuat Mbah Jariyah merupakan generasi pewaris terakhir pada 1988.

Lemper Sanden yang asli menggunakan ketan yang diolah dengan aneka rempah, dan menggunakan isian gembingan (cacahan kelapa) atau serundeng sebagai isiannya.

Yang paling khas dari Lemper Sanden ada pada penggunaan beras ketan dengan kualitas spesial seperti jenis ketan tolo atau ketan gondel.

Seiring berjalannya waktu, untuk meningkatkan cita rasa lemper maka isian, daging ayam lebih banyak dipilih pembeli.

Dalam proses pembuatannya, beras ketan direndam kemudian dikukus sampai setengah matang dan dicampur dengan menggunakan santan kental, garam, dan daun pandan.

Setelah itu dikukus kembali sampai beras ketan benar-benar matang. Sementara itu isian lemper sanden sendiri dibuat dari daging ayam yang diolah dengan bumbu bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, jahe, daun jeruk, telur, dan santan.

Setelah semuanya siap kemudian ketan dikepeli bersama dengan isian, kemudian dibungkus dengan daun pisang kluthuk.
Daun ini dipilih karena kadar airnya yang sedikit, sehingga klorofil yang dihasilkan cinderung sedikit, yang menjadikan warna lemper sanden tetap.

Setelah dibungkus kemudian lemper dikukus kembali kurang lebih 2- 3 jam, kemudian siap untuk disajikan.

Dalam budaya jawa yang kaya filosofi, lemper singkatan dari yen di lem aja memper, yang artinya jika disanjung jangan takabur.

Artinya agar tetap memiliki sikap rendah hati, selain itu lemper juga menjadi simbol persaudaraan. Lemper menjadi jajanan pasar yang mudah ditemui hampir semua hajatan. (Red)