Ridwan Kamil Resmikan Jembatan Gantung Simpay Asih Tingkatkan Ekonomi Warga

Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih yang menghubungkan Desa Resmitinggal (Kecamatan Kertasari) dan Desa Sukarame (Kecamatan Pacet), Kabupaten Bandung, Selasa (10/5/22).

Pembangunan jembatan gantung sepanjang 70 meter dan lebar 1,2 meter merupakan hasil kolaborasi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi dengan dana 600 juta.

“Yang namanya jembatan gantung itu menyambungkan ekonomi yang tadinya jembatan bambu, banyak roboh kesapu air. Dibangun lagi, kesapu air lagi. Sekarang, insyaallah dengan elevasinya lebih tinggi, sehingga potensi air sungainya lebih sedikit. Sehingga ini akan lebih permanen,” ucap Gubernur yang berharap dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Gubernur meminta pemerintah desa setempat untuk mengedukasi dan menyosialisasikan cara merawat jembatan gantung kepada masyarakat. Salah satunya mengenai kapasitas orang melintas dalam satu waktu.

“Diedukasi nyebrangnya jangan terlalu banyak, pelan-pelan berdua, agar infrastrukturnya tidak membahayakan, karena memang jembatan gantung ada goyangan-goyangan di tengahnya,” katanya.

Gubernur berharap, jembatan gantung tersebut dapat menggerakkan sektor pariwisata di desa setempat karena pemandangan yang indah dan memesona, bisa menjadi destinasi wisata yang menyenangkan.

“Bisa lihat, 360 derajat indahnya luar biasa. Ini mahal sekali keindahan yang Allah ciptakan ke tanah di sini tentunya orang-orang kota yang ingin (healing), ingin wisata, menurut saya ini merupakan potensi yang besar tinggal nanti ada (kepala desa) carikan rumah-rumah yang bisa dikonversi rumahnya menjadi tempat wisatawan. Ini pasti akan menjadi tempat favorit,” ujarnya.

Ridwan juga mendoakan kebaikan dari banyak orang di Yayasan Buddha Tzu Chi yang andil dalam pembangunan jembatan. “Selalu hidupnya diberi keberkahan dan keselamatan dan doa dari warga,” imbuhnya.

Kepada warga setempat, Ridwan berpesan agar bisa merawat jembatan gantung tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Salah satunya kelemahan kita susah merawat. Makanya, titip setelah peresmian dirawat, dicat lagi kalau pudar, kalau terlihat ada karat diperbaiki, kalau ada engsel mau longgar dikencangkan lagi,” pintanya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *