Vihara Buddha Maitreya Akan Dibangun di Kota Sorong Papua Barat

Umat Buddha di Sorong, Papua Barat akan membangun Vihara Buddha Maitreya yang berlokasi di KM 08, Kota Sorong, Papua Barat. Upacara pemberkahan lokasi pembangunan dilakukan pada Selasa, 29 Maret 2022 lalu.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Nyoman Suriadarma berharap pembangunan vihara ini cepat terwujud.

“Kuncinya, umat harus solid, saling membantu dan bekerja sama,” pesan Nyoman Suriadarma yang menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar.

Sebelumnya, Nyoman Suriadarma meninjau Sekolah Cinta Kasih dan Dhammaseka Buddha, yang berada dalam komplek Vihara Buddha Sorong.

Nyoman mengatakan membangun sekolah adalah investasi jangka panjang dan usaha yang mulia dalam ikut mencerdaskan dan membina budi pekerti anak bangsa.

“Vihara selain sebagai tempat ibadah, juga bisa difungsikan sebagai pengembangan pendidikan,” tambahnya.

Nyoman Suriadarma juga berkunjung ke Vihara Guan Yin Chan Si yang terletak di SP1 Kabupaten Sorong. Di situ, juga digelar prosesi doa lokasi pembangunan vihara.

“Vihara juga memiliki sisi sosial, umat Buddha bisa bersinergi dengan masyarakat sekitar dan lintas agama untuk saling bantu pada bidang kemanusiaan,” tuturnya.

Tempat ibadah lainnya yang dikunjungi Nyoman Suriadarma adalah Vihara Buddha Sasana yang berada di jalan Rambutan, Kelurahan Malagusa, Aimas Kabupaten Sorong. Kehadirannya disambut Bhikkhu Jayaseno sekaligus pengurus Vihara Buddha Sasana.

Manokwari dikenal sebagai Kota Injil dan Kota buahnya Papua. “Di Manokwari ini sangat nampak kerukunannya, terlihat adanya rumah ibadah Pura, Masjid, Gereja dan Vihara, dibangun secara berdampingan yang menjadi wujud nyata dari pelaksanaan toleransi dan keharmonisan hidup beragama,” kata Nyoman Suriadarma saat peletakan batu pertama Vihara Bodhi Prajna Paramita, di Satuan Pemukiman (SP) 3 Kecamatan Prafi.

Dalam kunjungannya ke Papua Barat, Nyoman Suriadarma juga singgah di Kabupaten Teluk Bintuni. Untuk sampai di Teluk Bintuni, membutuhkan waktu perjalanan darat selama kurang lebih 7 jam dengan jarak tempuh 271 kilometer.

Nyoman Suriadarma didampingi Kasubdit Kelembagaan pada Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Karsan, Kabid Agama Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, Ketua Umum SAGIN beserta anggota Sangha, Wasekjen 1 PP MBI, dan Pengurus DPD MBI Provinsi Papua Barat.

Bagi Nyoman Suriadarma, Vihara memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai tempat untuk membina keyakinan dan sosial kemasyarakatan. “Kita berharap, semoga pembangunan Vihara Bodhi Prajna cepat terwujud dengan kerja sama umat, masyarakat, donatur, dan pemerintah,” harapnya.

Gubernur Provinsi Papua Barat yang diwakili oleh Staff Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Muhamad Tawakal menyampaikan bahwa pembangunan Vihara Bodhi Prajna Paramita ini menjadi wujud nyata dari pelestarian Buddha Dhamma di Nusantara, khususnya di Manokwari, Papua Barat.

Ini juga menjadi bagian implementasi program Kementerian Agama dalam merealisasikan nilai-nilai moderasi beragama dan membangun kampung toleransi.

“Pemprov siap mendukung program Kementerian Agama dalam mewujudkan Papua yang lebih rukun,” kata Muhamad Tawakal.

Dalam kunjungannya ke Papua Barat, Nyoman Suriadarma juga singgah di Kabupaten Teluk Bintuni. Untuk sampai di Teluk Bintuni, membutuhkan waktu perjalanan darat selama kurang lebih 7 jam dengan jarak tempuh 271 kilometer.

Nyoman Suriadarma didampingi Kasubdit Kelembagaan pada Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Karsan, Kabid Agama Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, Ketua Umum SAGIN beserta anggota Sangha, Wasekjen 1 PP MBI, dan Pengurus DPD MBI Provinsi Papua Barat.

Selama perjalanan darat, rombongan disuguhi pemandangan indah alam Papua. Terlihat hamparan hutan, meski ada beberapa kilometer medan jalan yang cukup sulit dilewati untuk sampai ke Kabupaten Teluk Bintuni.

“Terima kasih kepada Gubernur Papua Barat, Bupati Teluk Bintuni yang telah memberikan perhatian kepada umat Buddha. Ini menjadi kekuatan bersama untuk mewujudkan cita-cita membangun Vihara,” kata Nyoman Suriadarma.

Nyoman Suriadarma mengharapkan agar umat Buddha di Teluk Bintuni dapat menjaga kemunikasi yang baik dengan pemerintah dan juga masyarakat lainnya demi terciptanya kerukunan.

“Kerukunan itu sejatinya adalah modal utama bagi masyarakat dalam sebuah proses pembangunan,” tambah Nyoman Suriadarma.

Gubernur Provinsi Papua Barat, Dominggus Mandacan menyampaikan bahwa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, Bhineka Tunggal Ika itulah Papua. Bintuni adalah Rumah Kebhinnekaan.

“Saya berharap semoga pendirian Vihara Buddha Vamsa ini menjadi teladan dan menjadi sarana ibadah umat Buddha. Membangun dengan hati, mewujudkan dengan kasih, semoga Papua senantiasa aman,” tutup Dominggus Mandacan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *