Desa Wanar Lamongan Penghasil Tanaman Hias Diusulkan Jadi Desa Devisa

Dusun Tulung, Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, dicanangkan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menjadi Desa Wisata Tanaman Hias.

Desa Wanar populer sebagai penghasil tanaman hias yang penjualannya telah merambah pasar luar negeri seperti Brunei Malaysia dan Singapura. Selain tanaman hias juga dikenal kelezatan kulinernya dan tenun ikatnya.

Bupati menilai Desa Wanar tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias, namun juga layak menjadi Desa Devisa, seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.

“Tanaman disini tadinya cuma biasa tapi bisa disulap menjadi luar biasa, bahkan pohon waru disini naik kasta jadi red panama sehingga harga jualnya sangat tinggi,” ungkap Bupati Yes sapaan akrabnya, Sabtu (26/3/2022).

Bupati Yes juga mengungkapkan, sesuai permintaan Gubernur Jatim, Pemkab Lamongan telah mengusulkan dua desa yang dinilai layak menjadi Desa Devisa. Salah satunya Desa Wanar.

“Pemerintah telah mengusulkan dua desa di Lamongan yang dinilai sangat layak menjadi Desa Devisa. Pertama Desa Parengan Maduran dan Desa Wanar Pucuk,” terangnya.

Senada dengan Bupati Yes, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Agung Subagyo mengungkapkan jika Dusun Tulung Desa Wanar sangat pantas dinominsikan menjadi Desa Devisa, sehingga upaya para petani budidaya tanaman hias selama ini membuahkan hasil.

“Jika putaran komoditasnya ini bisa dipasarkan ke luar negeri, maka sangat real sekali jika Dusun Tulung Desa Wanar ini dinominasikan jadi Desa Devisa. Karena tahun ini Bu Gubernur diberi jatah 15 desa oleh LPEI untuk dinominasikan jadi desa devisa,” ucap Agung.

Kepala Desa Wanar Ali Thohir mengatakan, kesohoran tanaman hias yang dihasilkan masyarakat Desa Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan tak lepas dari usaha seorang sesepuh Dusun Tulung Desa Wanar yang merantau hingga menjadi seorang tukang taman di kota pahlawan pada era 80-an.

Thohir menceritakan Desa Wanar dijuluki ahlinya tukang taman, kebetulan di Dusun Tulung ini dulu ada sesepuh yang merantau ke Surabaya tahun 80-an. Disana awalnya menjual kompos dengan anaknya jual ke rumah-rumah orang yang kayalah waktu itu.

“Lambat laun ada yang memakai jasa sepuh tersebut untuk merawat tanaman di rumah orang. Tak hanya merawat tapi disuruh menata juga dan dilihat ada perkembangan menjadi Indah. Nah dari situlah sesepuh tersebut mengajak saudaranya, tetangganya untuk jadi tukang taman. Kemudian dari situ merambah ke membuat tanaman hiasnya sendiri. Dari situlah cikal bakalnya,” terang Thohir dihadapan Bupati.

Thohirmengungkapkan, hampir 30 persen warganya menekuni usaha membuat tanaman hias yang dinilai sangat mempengaruhi perekonomian bagi warga desanya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *