Stasiun Garut yang Bersejarah Kini Beroperasi Kembali

KAI melakukan proses reaktivasi jalur Garut-Cibatu sejak 2018. Jalur tersebut pertama dibuka pada 1889 dan berhenti beroperasi 1983. Dalam reaktivasi jalur sepanjang 19 km, juga dioperasikan kembali 3 stasiun yaitu Stasiun Garut, Wanaraja, dan Pasirjengkol.

Pada hari Kamis (24/3/22) menjadi hari yang bersejarah dengan dioperasikan kembali jalur KA Garut-Cibatu. Tujuan pengoperasian untuk menyediakan jasa transportasi KA yang terjangkau bagi masyarakat Garut dan sekitarnya yang melakukan perjalanan ke luar kota.

Pembukaan tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Garut khususnya dari potensi kebangkitan wisata, termasuk membantu para pengusaha kecil di sekitar stasiun dalam memasarkan produk lokal mereka dengan kehadiran Pojok UMKM.

KAI tetap menjaga keaslian gedung Stasiun Garut yang lama sebagai bentuk pelestarian bangunan bersejarah.

Bangunan baru tersebut dilengkapi ruang pelayanan pelanggan, ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, masjid, toilet difabel, area UMKM, area komersial, ATM, area bermain anak, dan fasilitas lainnya.

“Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Pemprov Jabar, Pemkab Garut serta kepada seluruh warga Kabupaten Garut atas dukungannya selama ini ke KAI,” ujar Dirut KAI Didiek Hartantyo.

“Saya juga berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat aktif dan antusias dalam mendukung reaktivasi lintas Garut – Cibatu sejak awal, hingga akhirnya hari ini kita bersama-sama menjadi bagian dari sejarah pengoperasian kembali jalur Garut-Cibatu,” lanjutnya.

KAI telah memasang pembangkit listrik tenaga surya di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.

KAI juga melakukan penanaman 83 batang pohon dan tanaman pada area Stasiun Garut. Total KAI telah menanam sebanyak 56 ribu pohon di stasiun, kantor, dan berbagai lokasi lain di wilayah operasi KAI.