Ponorogo Ekspor Perdana Temulawak dan Kunyit Desa Broto ke India

Bupati Sugiri Sancoko memberangkatkan ekspor perdana 50 ton komoditas temulawak dan kunyit kering hasil binaan Desa Sejahtera Astra (DSA) Ponorogo yang bertempat di Desa Broto, Kecamatan Slahung, Senin (21/3/2022).

Kang Bupati mengapresiasi astra dalam membantu mengekspor komoditi pertanian yang ada di Ponorogo yakni Temulawak dan kunyit ke India.

“Produk rempah-rempah kami memiliki kualitas yang bagus, sehingga dibina langsung oleh astra untuk menghasilkan produk dengan standart internasional,” ungkap Bupati.

Kang Bupati Sugiri menjelaskan untuk pengeringan temulawak dan kunyit menggunakan solar dome, walaupun sederhana tapi standar pasar internasional.

Ia berharap komiditi rempah-rempah di Ponorogo semakin meningkat tak hanya dieskpor ke India tapi juga negara lainnya.

Untuk menjaga stok rempah-rempah serta permintaan dari pasar internasional, Kang Bupati akan menggandeng beberapa pihak, salah satunya dengan perhutani terkait lahan tegakan.

“Kualitas tanah Ponorogo bagus untuk tanaman rempah-rempah, nanti kita akan ajak beberapa pihak untuk bergotong royong dalam menjaga stok,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan dari Astra kepada DSA Ponorogo yang diterima langsung oleh Kang Bupati Sugiri Sancoko.

Melimpahnya tanaman temulawak dan kunyit di Ponorogo ini dibidik Astra untuk dilakukan pembinaan dan pengolahan sehingga bisa menembus pasar ekspor dan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Selama ini, rempah rempah hanya dibiarkan tumbuh dibawah tanaman tegakan dan nyaris tak pernah diurus atau tumbuh liar.

Kang Bupati Sugiri Sancoko bersama Head CSR Astra melihat gudang penyimpanan temulawak dan kunyit di Desa Broto, Slahung. Bima Krida Pamungkas, Head CSR Astra mengatakan pasar ekspor sangat suka dengan produk kualitas rempah utamanya temulawak dan kunyit dari Ponorogo.

“Kita lakukan pembinaan untuk kualitas produk dan pemasaran, sehingga kami bisa mengekspor 50 ton temulawak dan kunyit kering DSA Ponorogo untuk dikirim ke India,” ungkapnya.

Bima juga menjelaskan untuk nilai ekspor pada hari ini 50 Ton setara dengan 800 juta rupiah untuk pemulihan ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid-19.

“Ini merupakan pengiriman tahap pertama ditahun 2022, yang nantinya akan dilanjutkan lagi pengiriman kembali hingga ditargetkan seribu ton dalam setahun terpenuhi,” Jelasnya.

Lebih lanjut Bima menambahkan temulawak dan kunyit kering yang dikirim k India untuk produk minuman, obat-obatan, hingga kosmetik. “Ponorogo memiliki potensi yang sangat bagus akan produk rempah, ini sangat potensial untuk pasar ekspor,” Imbuhnya.

Sementara itu Khoirul Sholeh, Asisten Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian Republik Indonesia menuturkan ini merupakan bentuk kolaborasi antara Pemerintah, Swasta dan Komunitas dalam mengoptimalkan produksi produk unggulan di daerah utamanya di Kabupaten Ponorogo yakni tanaman holtikultura.

“Dampak ekonomi masyarakat sangat tinggi terhadap adanya ekspor komiditi temulawak dan kunyit ini, sehingga bisa membantu pemulihan akan ekonomi nasional,” Pungkasnya.

Kabupaten Ponorogo memiliki sejumlah potensi komoditas pertanian yang sangat bagus untuk pasar Internasional. Setelah komoditas porang yang go internasional dan sekarang menyusul komoditas temulawak dan kunyit. (Red)