Prof. Antoni, S.T., M. Eng., Ph.D., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil dalam Rapat Terbuka Senat UK Petra, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor : 71062/MPK.A/KP.05.01/2021.
Rektor UK Petra, Prof. Dr. Djwantoro Hardjito mengungkapkan jumlah profesor aktif penuh waktu di UK Petra tercatat 13 orang.
“Gelar profesor memang jabatan akademik tertinggi, namun tidak boleh dimaknai sebagai ‘puncak’. Seorang profesor memiliki tugas dan tanggung jawab makin besar, sebagai pemimpin, panutan dan penentu arah di bidang akademik.”, pesannya.
Lebih rinci, Djwantoro mengungkapkan seorang Profesor harus produktif berkarya, menghasilkan karya-karya inovasi dan publikasi, serta memimpin dosen-dosen lain yang lebih muda, untuk kemaslahatan masyarakat luas.
Acara yang digelar secara hybrid ini juga disiarkan melalui kanal YouTube dengan alamat https://petra.id/PengukuhanAntoni.
Acara dihadiri tamu undangan secara terbatas antara lain; Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Petra, anggota senat UK Petra dan perwakilan dari LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur.
Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Surabaya hadir secara daring menyampaikan selamat atas capaian yang telah diraih oleh Prof. Antony, S.T., M. Eng., Ph.D., serta berpesan untuk terus membagikan ilmunya.
“Saya harap Prof. Antoni menularkan ilmu-ilmunya pada anak bangsa sehingga SDM kita akan berdaya saing dan berdaya mutu tinggi.”.
Fokus riset Prof. Antoni yaitu “Potensi Abu Terbang Sebagai Material Sementisius dalam Pembuatan Beton Rendah Semen”.
Menurutnya Beton di Indonesia yang ada selama ini hanya memanfaatkan Fly Ash sebanyak 20-30% saja untuk menggantikan semen, padahal jumlah ini masih bisa di tingkatkan kembali bahkan hingga 100% tanpa efek buruk pada betonnya.
“Maka dari itu agar kualitas beton juga bagus maka kita perlu melakukan quality control dengan cepat terhadap mutu Fly Ash, saya menggunakan Rapid Indicator.”, kata Antoni yang sudah menghasilkan delapan buku itu.
Prosesi Rapat Senat berlangsung sederhana namun khidmat. Dalam sambutannya, Antoni mengungkapkan rasa syukurnya.
“Saya sangat bersyukur pada Tuhan untuk jabatan akademik tertinggi bagi seorang dosen ini. Hal ini menjadi tahap baru dalam kehidupan saya dimana keilmuan yang saya miliki perlu semakin dikembangkan dan dibagikan.”, urai dosen prodi Teknik Sipil UK Petra berusia 46 tahun tersebut.
Usai sambutan, Prof. Antoni berkesempatan melakukan prosesi pemasangan tanda nama pada prasasti guru besar. Hal ini menjadikan sebuah tanda peresmian prosesi pengukuhan guru besar di UK Petra.
Prof. Antoni Ubah Fly Ash Limbah PLTU Jadi Beton Berkualitas
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) banyak beroperasi di Indonesia dengan bahan bakar utamanya batubara. Proses pembakaran batu bara ini menghasilkan limbah padat yang dikenal sebagai abu terbang atau fly ash.
Jika dibuang atau dibiarkan menumpuk dan tidak diolah maka limbah abu terbang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sebagai gambaran, di tahun 2021, jumlah limbah fly ash yang dihasilkan di Indonesia berjumlah tidak kurang 8,7 juta ton per tahun dan berhasil didaur ulang hanya 10% saja.
Sesuai PP nomor 22 tahun 2021, fly ash tidak lagi dikategorikan sebagai limbah berbahaya. “Maka saya meneliti lebih jauh bagaimana mendaur ulang Fly Ash menjadi bahan baku beton berkualitas dengan mengurangi bahan semennya,” jelas Prof. Antoni, S.T., M. Eng., Ph.D., selaku profesor yang akan dikukuhkan UK Petra pada 11 Maret.
Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknik Sipil di UK Petra, Antoni berorasi tentang “Potensi Abu Terbang Sebagai Material Sementisius dalam Pembuatan Beton Rendah Semen”.
Antoni yang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Beton dan Konstruksi UK Petra, menekankan jika ingin memanfaatkan Fly Ash, khususnya dari PLTU, maka perlu memahami kualitasnya.
“Sebagai limbah, tidak semua Fly Ash memiliki kualitas yang baik dan seragam. Fly Ash perlu melalui tahap evaluasi terlebih dahulu. Dan jika sudah bisa memanfaatkannya dengan maksimal, maka produksi beton di Indonesia bisa dilakukan secara massal,” tambah Antoni yang menyelesaikan Doktornya di Hokkaido University, Jepang.
Selama ini, fly ash sudah mulai dimanfaatkan dalam pembuatan beton di Indonesia hanya berkadar rendah untuk menggantikan semen sebesar 20-30% saja.
Padahal, menurut Antoni, kadar penggunaannya bisa ditingkatkan hingga 100%. “Agar kualitas beton tetap bagus, maka kualitas fly ash yang digunakan perlu melalui proses quality control yang kami sebut Rapid Indicator,” ujar Antoni yang sudah menghasilkan 8 buku.
Menurut dosen peraih Best Paper di Konferensi Internasional di Singapore, menjelaskan bahwa Fly Ash limbah proses pembakaran dari PLTU, memiliki kualitas bervariasi terhadap waktu.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan sumber batubara, temperatur pembakaran batubara, dan variabel lainnya. Beton yang menggunakan Fly Ash berwarna agak kecoklatan dan terjadi peningkatan mutu pada umur lanjut. (Red)