Wakil Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Bjornar Hotvedt secara khusus menemui Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan rencana pengembangan program pengelolaan sampah di Banyuwangi.
Sebelumnya, selama hampir 5 tahun, pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar Banyuwangi dalam pengelolaan sampah.
Program tersebut akan diperluas cakupannya ke kecamatan lain dan membangun pusat daur ulang sampah di Songgon.
“Sejak 2018 Project STOP semakin besar. Kami sangat bangga bisa menjadi mitra di Banyuwangi untuk pengelolaan sampah. Saya melihat banyak pihak yang dilibatkan dalam menyelesaikan masalah sampah secara komprehensif,” kata Bjornar.
Bjornar menambahkan bahwa tahap kedua telah diperluas ke banyak daerah di Banyuwangi. Ia mengapresiasi Banyuwangi yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah, karena kunci keberhasilan program tersebut.
Hotvedt menambahkan pihaknya sejak tahun 2019 bekerjasama dengan pemerintah RI membuat Sekretariat Nasional Penanganan Sampah Laut di Jakarta. Untuk memperluas kerjasama, Norwegia mengajak beberapa pemerintah daerah untuk ikut terlibat.
“Banyuwangi ingin kami jadikan percontohan, sebab proyek terbesar kami ada di Banyuwangi,” beber Hotvedt.
Hotvedt juga mengajak Project Manager dari program Clean Ocean through Clean Communities (CLOCC), Sigve Andera. CLOCC adalah program dari Avfall Norge (Asosiasi persampahan Norwegia) selanjutnya bekerjasama dengan Indonesia Solid Waste Assosiation (InSWA) untuk menyusun masterplan persampahan di Kabupaten Banyuwangi.
“Kami didukung pemerintahan Norwegia melakukan penyusunan masterplan penanganan sampah di Banyuwangi. Kami libatkan banyak pihak, seperti ormas dan pegiat masalah lingkungan hidup,” kata Andera.
Atas dukungan Norwegia, Ipuk menyampaikan terima kasihnya, karena dapat membantu masalah penanganan sampah di Banyuwangi.
“Apa yang dilakukan Norwegia bersama dua NGO telah membawa perubahan signifikan, terutama bagi masyarakat Muncar,” ujar Ipuk.
Dia menambahkan, Banyuwangi mempunyai beberapa program terkait pengelolaan sampah untuk anak-anak, yakni program Sekolah Asuh Sungai. Dimana siswa dan pihak sekolah diberi tanggung jawab memelihara kebersihan sungai di sekitar sekolahnya.
Selain juga ada program Banyuwangi Hijau yang bekerja sama dengan PT. Systemiq Lestari Indonesia untuk penanganan sampah di kecamatan serta program Kaliku Bersih.
“Terima kasih kepada pemerintah Norwegia yang telah mendukung dan menginspirasi kami. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa terus berlanjut,” pungkasnya. (Red)