Di Desa Malasan, Kecamatan Durenan, telah dibuka Cafe Peternakan Hijau Daun (PHD) Edu-Farm bernuansa alam Bali, sejak Senin (28/2/2022) lalu.

Tatang Priyo Kuncoro, pengelola sekaligus pemilik Peternakan Hijau Daun (PHD) Edu-Farm, mengaku sengaja mengusung konsep Jawa-Bali pada Cafe-nya, beralasan ingin terus mengingatkan budaya kepada generasi milenial.

Jebolan Tekhnik Sipil ITS ini berharap pengunjung terus mengingat budaya warisan leluhur. Bahkan untuk menjaga kearifan lokal ia mendatangkan langsung ukiran kayu dari Jepara dan patung dari Bali.

Ke depan, Tatang bertekad akan membuka berbagai pelatihan di kawasan itu. Mulai dari farm preneur, agro preneur maupun kuliner preneur.

Andriyanto Penjabat Sekda Trenggalek mengunjungi Cafe PHD Edu-Farm yang sedang ramai diperbincangkan di Bumi Menak Sopal Trenggalek.

Awalnya, Andriyanto mendapat kiriman video cafe bernuansa alam Pulau Dewata. Kemudian Dosen Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya ini mengaku tertarik dengan konsepnya.

Andriyanto memuji konsep wisata dengan unsur edukasi estetika dan budaya. Menurutnya sang pemilik menguatkan bahwa Jawa dan Bali berkaitan. Selain itu adanya konsep edukasi menjadi peternak yang menjanjikan.

Camat Durenan M. Zuhdan mengapresiasi konsep wisata yang tengah dikembangkan diwilayahnya. Ia optimis Cafe PHD Edu Farm membawa angin segar bagi daerahnya. Tempat wisata tersebut akan menjadi pioner geliat ekonomi dengan menerapkan Prokes, ujarnya.

Ia berharap secara bertahap semuanya akan berkesinambungan dan berkontribusi terhadap seluruh elemen. Dari tingkat Kabupaten hingga tingkat paling bawah.

Konsep wisata yang tergolong baru inipun langsung dibanjiri pengunjung dari dalam dan luar Trenggalek. Kurang lebih 4 ribu pengunjung di hari pertama dan tidak jauh beda di hari berikutnya.

Seperti yang disampaikan Kartika, warga Tulungagung mengakui tempat wisata tersebut bagus, baru dan berbeda. Sayangnya kurang luas. “Kalau lokasinya lebih luas lagi tentunya lebih bagus dan nyaman,” imbuh Kartika saat nongkrong bersama rekan-rekannya.

Ide original Tatang juga mendapat pujian dari Plt. Kadis Peternakan Kabupaten Trenggalek, Nur Koliq. Berawal dari usaha peternakan, kemudian mengembangkan usaha kuliner dan wisata. Namun usaha awal (peternakan) tidak ditinggalkan.

“Bahkan ini dijadikan sebagai sarana edukasi, semangat ini patut kita tiru,” tandas Nur Koliq, dilansir dari Kominfo Trenggalek. (Red)