Novel ‘Ayundari’ Berkisah Perkebunan di Jawa Timur

M Samsul Arifin sejak purna tugas sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, kini produktif menjadi penulis, pencipta lagu hingga motivator.

M Samsul Arifin mengatakan sejak purna dari ASN justru membuatnya semakin sibuk sebagai penulis. “Ternyata menjadi penulis kesibukannya melebihi kepala dinas,” kata M Samsul Arifin, pada Launching dan Peluncuran Novel Ayundari, Senin, (28/2/2022) di Sidoarjo.

Peluncuran novel bertajuk bedah imajinasi, bersamaan dengan launching Lembaga Ikatan Keluarga Sang Matahari (IKSM).

IKSM merupakan lembaga sosial yang memberikan pendampingan, pelatihan serta pemberian beasiswa untuk pengembangan dunia pertanian dan perkebunan khususnya di Jawa Timur.

Novel Ayundari menceritakan kisah-kisah romantisnya di dunia perkebunan khususnya di wilayah Jawa Timur. Penulisan novel sebagai bentuk bahwa dunia perkebunan memiliki kisah dengan sudut pandang yang lain.

“Dinovel ini saya berusaha menangkap potensi dan sudut pandang itu dalam sebuah kisah romantisme,” ujar M Samsul Arifin.

Menurutnya, dunia perkebunan menghadapi banyak tantangan. Selain banyaknya alih fungsi lahan pada areal perkebunan, ditambah lagi menurunnya harga jual pada sejumlah komoditas menambah permasalahan yang ada.

Novel Ayundari terdiri atas dua seri. Seri satu 814 halaman dan seri kedua 802 halaman. Kedua novel tersebut diselesaikan selama dua tahun.

Novel Ayundari 1 untuk pertama kalinya ditulis pada tahun 2020 dan Novel Ayundari 2 ditulis pada tahun 2021.

Novel serial bersambung ini sebagian besar kisah-kisahnya mengangkat romantisme di areal perkebunan, menjadi inspirasi bagaimanakah seharusnya cinta sejati, teman sejati dan kawan sejati serta keindahan alam karunia Sang Ilahi.

“Saya mengangkat beberapa sudut lokasi perkebunan di Jatim menjadi bagian dari sepenggal kisah dalam novel ini,” terangnya.

Samsul menambahkan, semua keuntungan yang didapatkan dari penjualan novel dedikasikan untuk kegiatan sosial dan pendidikan sebagai filantropi.

“Saya mengistilahkan aktivitasnya sedekah ini sebagai Energi Sedekah,” katanya.

Suparto Wijoyo, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga memuji apa yang dilakukan M Samsul Arifin sebagai penulis yang berbagi gagasan, ide dan pemikiran, melalui tulisan.

Acara peluncuran dipandu pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, Sidoarjo, KH. Muhammad Zakki.

Menurutnya, bukankah Tuhan mengajarkan kepada manusia tentang alam semesta tidak dengan senjata tajam, keris, golok, badik, rencong dan mandau, melainkan dengan kalam, maka bersyukurlah ketika novel ini hadir karena tak hanya drama percintaan saja yang dihadirkan, antara Aisyah, Giwang dan Gus Fuad, melainkan nilai-nilai kehidupan yang harus dijaga sebagai manusia terhadap Tuhannya.

Novel berkisah percintaan yang penuh romantisme ini mengambil latar belakang kehidupan di dunia perkebunan, ditulis pada tahun 2020 hingga 2021 oleh MS.

Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mengatakan baginya perkebunan sangat menancap di hati, sehingga saat dia memulai menulis novel ini, suasana kehidupan perkebunan yang begitu mewarnai.

Dalam kesempatan ini pula Suparto Wijoyo, mencuplik dari sebuah adegan dimana ada seorang tua di pedalaman perkebunan di desa Magersaren saat berbicara kepada besaran, yang menyampaikan pitutur luhur yaitu, ciptakanlah cakrawala cintamu kepada Tuhan, jauh lebih besar dari pada segalanya, pitutur luhur ini merupakan sebuah nilai plus dari novel ini.

Dimana sebuah kunci kehidupan itu adalah memposisikan Tuhan lebih unggul dari segalanya, maka seluruh permasalahan hidupmu akan menemukan jalan terbaik. (Red)