Nailu Wijayati, perempuan berusia 55 tahun menjadi salah satu sosok dari Kota Mojokerto yang dapat menginspirasi.

Meski memiliki kesibukan sebagai guru mengaji dan pemilik toko kelontong, Nailu telah mengambil peran dalam mengurai permasalahan sampah.

Etty Rumaningsih, Ketua Bank Sampah Setia Jaya RW 01, Gembongsari, mengungkapkan bahwa Nailu sebagai kader yang paling rajin dan teliti.

“Kebanyakan orang biasanya cuma setor botol, kardus, kaleng, yang ketok-ketok saja. Bu Nailu, tiap setor itu paling banyak dan macam jenis sampahnya”, ujar Etty, Selasa (22/2/2022).

Nailu, ibu dua anak itu memilah sampahnya menjadi berbagai kelompok, seperti; plastik kerasan, plastik PP, cup kemasan, botol PET, kertas, duplesks, kardus, dan masih banyak lagi.

Bahkan, tidak hanya memilah sampah yang dihasilkan dari aktivitas keluarganya sendiri, tidak jarang ia juga menerima dari tetangga di sekitar rumahnya.

“Kalo ada sampah dibersihkan dulu, dikeringkan, dan dikumpulkan jadi satu. Biasanya Sabtu atau Minggu baru dipilah. Nanti biar tinggal setor ke bank sampah, tiap hari Sabtu pekan pertama setiap bulannya,” ujar Nailu.

Saat mengunjungi kediamannya di lingkungan Balongsari Gang 7, Jumat lalu, dijumpai sampah-sampah yang telah dipilah.

Sampah tersebut diletakkan berdasarkan jenisnya, terlihat bersih, dan tidak berbau. Lingkungan tempat tinggalnya yang sempit dan padat penduduk pun dapat dikatakan tidak kumuh dan rapi.

“Karena melihat sampah berserakan, orang buang sampah sembarangan, masuk ke got, kalau hujan bisa banjir, masuk ke rumah. Terus saya kok punya pikiran, ada program Bank Sampah dari Pemkot, ya sudah saya mulai milah-milah sampah,” katanya.

Tidak hanya berpartisipasi menjaga lingkungan, Nailu juga merasakan berbagai berkah memilah sampah. (Red)