Selain terkenal dengan kerajinan kulit, Magetan juga memiliki kerajinan bambu karena sumber bahan baku yang melimpah.

Berbagai macam kerajinan bambu dibuat para pengrajin di Magetan, seperti caping,
tempat buah, alat hiasan lampu, asbak, dan sebagainya.

Salah satu pengrajin kerajinan bambu, Suparno ( 73 tahun ) dari desa Ringinagung yang berkesempatan dikunjungi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan bantuan.

Pemilik UD Bambu Murni, Suparno mengaku senang dengan kunjungan orang nomer satu di Jatim ini. Ia berharap, kunjungan Gubernur ini menjadi penyemangat untuk semakin meningkatkan hasil produksi.

“Terima kasih Ibu Gubernur telah datang di produk kami, mengunjungi usaha kami, mudah-mudahan dari kunjungan Ibu Gubernur ini, usaha kami bertambah lancar, bertambah meningkat, InsyaAllah bertambah hasilnya,” harapnya.

UD Bambu Murni, berdiri sejak tahun 1980an, yang memproduksi aneka keranjang bambu seperti tempat buah, bakol atau tempat nasi, serta tempat parcel dan kap lampu. Memiliki 15 pegawai, yang bekerja mulai pukul 07.00 WIB – 16.00 WIB.

Khofifah memberi motivasi kepada para pengrajin, juga menunjukkan beragam contoh kreasi bambu yang laku di pasar internasional, salah satunya di Amerika Latin.

Khofifah berharap pengrajin bisa mengupdate model maupun kualitas kerajinan bambu, sehingga bisa laku di pasar luar negeri.

Selain kerajinan bambu, ada potensi baru yakni kopi lereng Gunung Lawu. Merupakan komoditas sangat terbatas, yaitu kopi liberika. Jenis liberika sangat kecil ketersediaanya, dan ternyata bisa dihasilkan petani di lereng gunung lawu.

Terkait desa devisa nanti akan ada pendampingan, Akan didampingi terkait bagaimana packaging produknyanya, pembiayaan sampai kepada akses pasarnya” papar Khofifah.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Magetan, Jumat (18/2/2022).

Ia mengunjungi sentra Industri Kecil Menengah (IKM) produksi anyaman bambu, di Usaha Dagang (UD) Bambu Murni, Desa Ringinagung, Dukuh Watangan. Melihat langsung produk anyaman bambu Magetan, yang berpotensi menjadi Desa Devisa, program Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (LPEI).

“Kita tadi mengunjungi sentra industri anyaman bambu. Ini sebetulnya bagian dari yang sekarang sedang dilakukan oleh Pemprov, keliling untuk melakukan identifikasi Desa Devisa,” ujarnya.

Desa Devisa adalah program baru dari LPEI. Jatim sendiri, kata Gubernur Khofifah, tahun 2022 ini mendapatkan kuota sebanyak 15 Desa Devisa. Namun Pemprov Jatim mengajukan 20 Desa Devisa, dari 36 Kabupaten Kota di Jatim.

“Sementara kita identifikasi mana yang kemungkinan bisa mendapatkan persetujuan untuk dijadikan Desa Devisa. Dalam prioritas bulan-bulan ini kenapa di setiap kunjungan saya mencoba untuk melakukan identifikasi,” imbuhnya.

Keuntungan akan didapat jika suatu desa mendapatkan assessment dari LPEI yakni ada pendampingan desain. “Biasanya kalau tadi anyaman bambu desainnya, lalu format market-nya bagaimana,” katanya.

Keuntungan kedua, akan ada bantuan pembiayaan. Lalu yang ketiga, bantuan dari market access.”Jadi tiga hal ini sesungguhnya sangat membantu penguatan dari produk-produk kreatif, dan potensi lokal di masing-masing Desa,” lanjutnya. (Red)